BPS Sumut: Neraca Perdagangan Di Sumut Tahun 2019 Surplus US$2,906 Miliar
Lensamedan-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat neraca perdagangan di Sumut sejak Januari hingga November 2019 tercatat mengalami surplus sebesar US$2,906 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, Syech Suhaimi mengungkapkan angka tersebut menurun tipis dibanding periode yang sama tahun lalu yang mengalami surplus sebesar US$2,934 miliar.
"Sumut surplus berdagang dengan Amerika, Jepang, India, Belanda dan Kamboja. Hubungan dagang dengan lima negara tersebut memang tercatat surplus paling besar," ungkap Syech, Jumat (3/1/2020).
Syech menjelaskan hubungan dagang dengan negara lain, terutama dengan China selalu mengalami defisit alias tekor. Pada periode yang sama, Sumut mengalami tekor sebesar US$195,51 juta berdagang dengan China.
"Sumut surplus berdagang dengan Amerika, Jepang, India, Belanda dan Kamboja. Hubungan dagang dengan lima negara tersebut memang tercatat surplus paling besar," ungkap Syech, Jumat (3/1/2020).
Syech menjelaskan hubungan dagang dengan negara lain, terutama dengan China selalu mengalami defisit alias tekor. Pada periode yang sama, Sumut mengalami tekor sebesar US$195,51 juta berdagang dengan China.
“Impor dari Tiongkok masih lebih tinggi dibanding dengan ekspor ke negara itu,” jelas Syech.
Syech mengungkapkan sepanjang Januari hingga November 2019, nilai ekspor komoditas dari Sumut ke China tercatat sebesar US$985,26 juta. Namun, nilai impor dari Negeri Tirai Bambu itu masih lebih tinggi, yakni sebesar US$1,18 miliar. Impor dari Tiongkok memang selalu yang tertinggi dibanding dari negara-negara lain.
Kondisi pasar Sumut yang masih sangat tergantung dengan produk-produk dari China menjadi pemicu utama semakin lebarnya defisit neraca dagang tersebut. Barang-barang dari China yang banyak masuk ke Sumut antara lain elektronik, perabot rumah tangga, mainan anak-anak, alat-alat kantor, mesin-mesin industri dan barang lainnya.
"Sumut sendiri masih mengandalkan ekspor produk sawit dan karet ke negara itu. Ironisnya, kinerja ekspor dua komoditas unggulan Sumut itu juga masih tertekan. Negara-negara tujuan utama seperti Amerika, China dan negara-negara Eropa masih membatasi permintaan," tutup Syech.
Syech mengungkapkan sepanjang Januari hingga November 2019, nilai ekspor komoditas dari Sumut ke China tercatat sebesar US$985,26 juta. Namun, nilai impor dari Negeri Tirai Bambu itu masih lebih tinggi, yakni sebesar US$1,18 miliar. Impor dari Tiongkok memang selalu yang tertinggi dibanding dari negara-negara lain.
Kondisi pasar Sumut yang masih sangat tergantung dengan produk-produk dari China menjadi pemicu utama semakin lebarnya defisit neraca dagang tersebut. Barang-barang dari China yang banyak masuk ke Sumut antara lain elektronik, perabot rumah tangga, mainan anak-anak, alat-alat kantor, mesin-mesin industri dan barang lainnya.
"Sumut sendiri masih mengandalkan ekspor produk sawit dan karet ke negara itu. Ironisnya, kinerja ekspor dua komoditas unggulan Sumut itu juga masih tertekan. Negara-negara tujuan utama seperti Amerika, China dan negara-negara Eropa masih membatasi permintaan," tutup Syech.
(Medan)Nera
Belum ada Komentar untuk "BPS Sumut: Neraca Perdagangan Di Sumut Tahun 2019 Surplus US$2,906 Miliar"
Posting Komentar