Edy Ramayadi Sampaikan Persoalan Listrik, Gas Dan Pupuk Kepada Komisi VI DPR-RI
Lensamedan-Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menerima rombongan Komisi VI
DPR RI dalam rangka Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Masa Persidangan
Tahun Sidang 2019-2020, Jumat (28/2) di Aula Raja Inal Siregar lantai 2
Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro No 30 Medan.
Rombongan
Komisi VI DPR RI yang dipimpin oleh Martin Manurung diterima Gubernur
Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah.
Turut hadir anggota DPRD Sumut, Bupati/Walikota se-Sumut, pejabat
kementerian, BKPM, pejabat BUMN, OPD dan ASN Pemprov Sumut.
Diawali
dengan ucapan selamat datang, Gubernur Edy Rahmayadi menyampaikan tiga
persoalan yang dibutuhkan oleh Pemprov Sumut untuk didukung dan didorong
oleh Komisi VI DPR RI. Ketiganya adalah persoalan kebutuhan listrik,
gas dan pupuk di Sumut.
Edy
menjelaskan dalam mendukung berbagai kegiatan ekonomi dan pembangunan
di Sumut, dibutuhkan ketersediaan energi hingga 5361 Megawatt. Bekerja
sama dengan perusahaan Korea, Sumut akan membangun power plant untuk
ketersediaan listrik hingga 4800 Megawatt.
"Memang
kalau dihitung sekarang kita masih surplus 700 Megawatt. Tapi ke depan
banyak kegiatan, seperti PON 2024 dan kebutuhan Kawasan Industri di
Batubara dan lainnya. Untuk itu, kita minta ini didorong khususnya
perizinan pembangunan power plant," tutur Edy.
Kedua,
persoalan permintaan gas subsidi 3 kilogram yang terus bertambah.
Ketiga, masalah subsidi pupuk.
"Ada kesalahan pencatatan dari pusat.
Tercatat yang diberikan subsidi pupuk 245.943 hektare. Namun, kenyataan
di lapangan kami punya 397.947 hektare. Sehingga, ada selisih 151.984
hektare. Kami mohon dibantu, sehingga pertanian kami maju dan Sumut
agraris tercapai," ucapnya.
Martin
Manurung selaku Ketua Tim Kunker Reses Komisi VI DPR RI menyampaikan
bahwa dirinya bersama dengan seluruh anggota Komisi VI DPR RI akan
memastikan bahwa seluruh aspirasi dan masukan yang disampaikan Gubernur
Edy Rahmayadi akan ditindaklanjuti agar segera terealisasi.
"Tadi
para mitra kerja sudah menjawab bahwa mereka akan mempertimbangkan dan
merapatkan segera. Saya juga sudah katakan tadi pada penutupan rapat
bahwa kalau masukan-masukan dan aspirasi hari ini tidak mendapatkan
perhatian, maka kami akan panggil mitra kerja ke Senayan agar ada tindak
lanjut," jelas Martin saat diwawancara usai pertemuan.
Merangkum
hasil pertemuan kunker, Martin memaparkan khususnya yang berkaitan
dengan ketiga persoalan prioritas yang disampaikan Gubernur akan ada
pertemuan antara Gubernur Edy Rahmayadi dengan Dirut PLN untuk membahas
perihal perizinan pembangunan power plant dan bantuan peningkatan energi
sekitar 1000 Megawatt untuk memenuhi target 5361 Megawatt yang
dibutuhkan Sumut.
"Kemudian,
masalah gas perlu dilakukan monitoring yang lebih ketat terkait
distribusi gas di lapangan. Masih banyak di lapangan orang-orang yang
tidak termasuk dalam kriteria mendapat subsidi, tidak tepat sasaran. Ini
yang akan kita bantu cek nanti. Kalau terjadi kita akan minta izin
distributornya dicabut," katanya.
Untuk
masalah pupuk, lanjut Martin, tentu diperlukan koordinasi dengan
Kementerian Pertanian. Kemudian Pupuk Indonesia disarankan untuk
mengalokasikan pupuk cadangan di luar kuota yang ditetapkan. Sehingga
apabila di lapangan terjadi kekurangan bisa memakai cadangan dan
masyarakat petani terbantu.
"Paling
penting kita minta Pemprov Sumut dan pemkab/pemko bekerja dengan baik
dan benar. Untuk komunikasi politik biar kita (Komisi VI DPR) yang
membantu. Apalagi ada tiga orang anggota DPR RI di Komisi VI yang
berasal Sumut, pasti kita bantu," tutup Martin.
Diketuhui,
Komisi VI DPR RI membidangi industri, investasi dan persaingan usaha.
Rapat dilakukan terlebih dahulu mendengarkan paparan dari para pejabat
BUMN di sektor keuangan/perbankan, energi dan pupuk. Kemudian, diskusi
dan masukan dari anggota Komisi VI DPR RI, Bupati/Walikota dan para OPD.
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Edy Ramayadi Sampaikan Persoalan Listrik, Gas Dan Pupuk Kepada Komisi VI DPR-RI"
Posting Komentar