Pemerintah Harus Tinjau Ulang Kuota Impor Daging Kerbau
Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan, dari hasil survei yang dilakukannya ke sejumlah pengusaha ternak sapi dan sejumlah rumah potong hewan, banyak keluhan dari pengusaha daging sapi tersebut. Salah satunya tentang adanya daging kerbau beku yang beredar di masyarakat, yang dijual dengan harga yang jauh lebih miring, sekitar Rp 80 ribuan per kg.
“Ini lah yang jadi penyebab kenapa permintaan daging sapi
tidak bisa didongkrak optimal,” sebut Gunawan Benjamin di Medan, Minggu
(25/10/2020).
Padahal kata Gunawan, aktifitas masyarakat sejauh ini
sudah mulai menujukan adanya pemulihan, meskipun belum normal seperti sebelum
ada pandemi Covid 19. Aktifitas masyarakat seperti hajatan ataupun bentuk pesta
lainnya mulai menggeliat setelah Muharam kemarin. Namun, dengan kondisi daya
beli masyarakat yang terpukul saat ini, membuat sebagian masyarakat mengalihkan
penggunaan daging sapi sebagai menu hidangan ke daging ayam.
“Jadi memang sebenarnya ada banyak faktor yang membuat
sejumlah pelaku usaha daging sapi dirugikan dengan banyaknya daging kerbau
impor serta daya beli yang terpukul. Jika membandingkan antara daging sapi
dengan daging kerbau impor, jelas daging sapi memberikan nilai tambah
atau added value bagi perekonomian Sumut,” kata Gunawan.
Salah satunya kata Gunawan adalah penyerapan tenaga
kerja pada perusahaan penghasil daging sapi jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan jika hanya mengandalkan daging kerbau impor. Meskipun di sisi lainnya,
masyarakat konsumen diuntungkan dengan harga daging kerbau yang lebih murah.
Daging sendiri adalah konsumsi masyarakat menengah keatas,
sehingga sudah seharusnya impor daging kerbau ini bisa dibatasi. Karena kalau
hitung-hitungan ekonominya jelas kehadiran daging kerbau impor ini lebih banyak
memberikan dampak negatif bagi perekonomian Sumut.
“Kita berharap pemerintah bisa meninjau ulang pengadaan
daging kerbau beku dari negara lain tersebut. Buat apa harganya murah jika
masyarakat tidak mendapatkan nilai tambah dari aktifitas ekonomi daging kerbau.
Justru memicu terjadinya capital outflow dan membuat peternakan
nasional menjadi sulit untuk tumbuh,” pungkasnya. (Red)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pemerintah Harus Tinjau Ulang Kuota Impor Daging Kerbau "
Posting Komentar