Pemerintah Indonesia Jangan Mudah Tarik Hutang Luar Negeri Selama Resesi

“Namun syukurnya
Rupiah masih stabil sejauh ini, dan pemerintah juga terus menjaga neraca
perdagangan agar tetap surplus sehingga capital inflow tetap terjadi. Hal ini
juga sedikit memberikan rasa aman karena tekanan Rupiah mereda karenanya,” ujar
Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (14/10/2020).
Akan tetapi yang menjadi persoalan menurut Gunawan adalah, bagimana nantinya pengelolaan hutang ditengah pandemik seperti sekarang. Sejauh ini, pemerintah juga tengah meningkatkan besaran hutangnya seiring dengan bantuan sosial kepada masyarakat. Meskipun hutangnya adalah dalam bentuk obligasi Rupiah, dimana BI menjadi pembelinya.
“Namun, saya
mewanti-wanti agar pemerintah tidak mudah dalam menarik hutang luar negeri, karena
dampak dari pergerakan kurs di tengah resesi ini perlu diwaspadai,’ sebutnya.
Dikatakannya, jika melihat perkembangan hutang yang tengah dialami negara-negara berpendapatan kecil menengah dengan hutang yang besar. Dilihat dari urutannya, porsi hutang yang terdapat dimasing-masing negara sepertinya tidak begitu jauh berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
“Dalam urutannya negara berkembang yang memiliki hutang
tersebut, China menjadi negara yang menurut saya kurang tepat diletakkan di
negara berkembang,” katanya
Kalau berbicara pendapatan kata Gunawan, memang bisa
jadi China masuk negara berkembang karena masih lebih rendah dari sejumlah
negara ekonomi maju lainnya. Namun jika berbicara mengenai kapasitas ekonomi,
China menjadi yang terbesar khususnya terkait dengan kinerja ekspornya..
Sepuluh negara berkembang yang memiliki utang luar negeri yakni
China, Brasil, India, Rusia, Meksiko, Turki, Indonesia, Argentina, Afrika
Selatan dan Thailand. Akan tetapi jika membandingkan kapasistas ekonominya,
Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya
khususnya dalam hal rasio hutangnya.
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pemerintah Indonesia Jangan Mudah Tarik Hutang Luar Negeri Selama Resesi"
Posting Komentar