Pandemi Bukan Halangan, Ada 10 Rekor Baru di Bursa Efek Indonesia

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun kebangkitan investor ritel dalam negeri di Pasar Modal Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan jika melihat di tengah pandemi, BEI bersama para stakeholders Pasar Modal Indonesia, mampu mencatatkan berbagai pencapaian dan 10 rekor positif dari sisi Pengembangan Pasar Modal di Tahun 2020, khususnya pada aspek investor ritel dalam negeri.
Laju Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sempat tertekan dari posisi 6.299,54 poin
pada akhir 2019, yang bahkan sempat ke level 3,937.63 poin pada 24 Maret 2020. Untuk
kemudian secara perlahan kembali bangkit
dan terus menguat hingga per penutupan perdagangan Jumat (11/12/2020) berada di
level 5.938,329 poin.
“Kenaikan
IHSG merupakan refleksi dari mulai pulihnya kepercayaan dan keyakinan investor
terhadap Pasar Modal Indonesia maupun perekonomian Indonesia. Semua saluran
distribusi edukasi Pasar Modal, baik KP BEI, GI BEI, komunitas, sampai
Perusahaan Tercatat telah menghasilkan capaian yang menggembirakan,” ujar Hasan
dalam pemaparannya di acara Pengembangan Pasar Modal Indonesia–Apresiasi untuk
Negeri yang digelar virtual, Senin (14/12/2020).
Rekor
pertama, yakni rekor
penambahan investor atau SID baru Pasar Modal Indonesia (Saham, Obligasi, Reksa
Dana, dan investor instrumen investasi pasar modal lainnya) di 2020 yang naik
tertinggi sepanjang sejarah pasar modal dengan pertumbuhan 48,82 persen atau
1.212.930 SID menjadi 3.697.284 SID per 10 Desember 2020.
Dari sisi
pertumbuhan SID baru saham yakni sebanyak 488.088 SID baru saham, jumlahnya
naik 93,4 persen dari total pertumbuhan SID baru saham di tahun lalu sebesar
252.370 SID baru saham di 2019. Saat ini jumlah investor saham per 10 Desember
2020 sebanyak 1.592.698 SID atau setara dengan 44,19 persen dari jumlah
investor saham di Pasar Modal Indonesia.
Rekor
kedua adalah
momentum dominasi kepemilikan investor domestik, dengan jumlah kepemilikan
investor domestik tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia. Dari
Rp3.491 triliun jumlah kepemilikan saham yang tercatat di BEI, 50,44 persen
merupakan milik investor ritel domestik, sedangkan 49,56 persen dimiliki
investor asing.
Rekor
ketiga adalah
momentum dominasi investor ritel domestik atas rata-rata nilai transaksi harian
bursa. Data rata-rata nilai transaksi harian secara tahunan (year to date)
Januari hingga November 2020 yang berjumlah Rp8,42 triliun, sebanyak 45,9
persen diantaranya dikontribusikan oleh aktivitas transaksi yang dilakukan oleh
investor ritel dan tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia.
Rekor
keempat adalah
momentum dominasi investor ritel domestik atas frekuensi transaksi di BEI.
Secara tahunan frekuensi rata-rata transaksi di 2020 meningkat 31,98 persen
menjadi 619.000 kali transaksi dari 469.000 kali transaksi di 2019, capaian
tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia.
Dari sisi
bulanan, rata-rata frekuensi transaksi per bulan tertinggi terjadi di bulan
November 2020 dengan kenaikan 44 persen menjadi 984.000 kali transaksi dari
681.000 kali transaksi pada Oktober 2020, tertinggi sepanjang sejarah Pasar
Modal. Dari 20 besar frekuensi transaksi tertinggi di BEI seluruhnya terjadi di
tahun 2020, capaian rekor lainnya yang tercipta sejak dimulainya era automasi
sistem perdagangan saham BEI, Jakarta Automated Trading System (JATS) pada 22
Mei 1995.
Rekor
kelima adalah
aktifitas investor ritel domestik dari sisi harian dan bulanan, yang tertinggi
sepanjang sejarah Pasar Modal. Rata-rata investor aktif per hari di 2020
meningkat 56 persen menjadi 85.079 dari 54.530 di tahun 2019, sedangkan dari
rata-rata investor aktif per bulan di sepanjang 2020 meningkat 45 persen
menjadi 270.975 SID dari 186.102 pada tahun 2019.
Rekor
keenam yakni Pasar
Modal Indonesia yang semakin inklusif sepanjang sejarah dengan persebaran
jumlah investor di Pulau Jawa jika dibandingkan dengan Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Indonesia Timur semakin merata. Dari total jumlah investor saham
di BEI, 71 persen memang didominasi oleh investor di Pulau Jawa, namun
persentase jumlah investor di 4 wilayah lain semakin merata seperti Sumatera 16
persen, Kalimantan 5 persen, Sulawesi 4 persen, dan Indonesia Timur 4 persen.
Rekor
ketujuh adalah dari
sisi demografi yang lebih baik. Investor berusia 18 hingga 25 tahun dan 25
hingga 30 tahun telah mengalami penambahan kumulatif tertinggi pada periode
2017 hingga 2020. Khusus untuk di tahun ini, jumlah investor baru dengan usia
18 hingga 25 tahun naik 211.030 atau 43,23 persen dari total investor baru 2020
dan usia 26 hingga 30 tahun naik 96.396 atau 19,74 persen dari total investor
baru 2020.
Rekor
kedelapan adalah
semakin ekspansifnya saluran distribusi informasi Pasar Modal Indonesia dengan
kehadiran 30 Kantor Perwakilan BEI, 500 GI BEI, dan 442 komunitas investor.
Selain itu, akun media sosial BEI serta Kantor Perwakilan BEI juga semakin
aktif dengan semakin meningkatnya jumlah followers dan subscribers.
Saat ini
terdapat 354.687 followers Instagram @indonesiastockexchange, 312.693 followers
Twitter @idx_bei, 117.293 followers Facebook Page Indonesia Stock Exchange,
29.976 subscriber YouTube Channel Indonesia Stock Exchange, dan total 221.455 followers
dari Instagram 30 KP BEI. Khusus untuk followers Instagram 30 KP BEI, jumlahnya
naik 189 persen dari tahun 2019 dengan total penambahan sebanyak 75.212
followers.
Rekor
kesembilan adalah
capaian jumlah dan partisipasi program-program pengembangan Pasar Modal
Indonesia. Selama 2020 terdapat 7.946 kegiatan edukasi yang diikuti 1.234.108
peserta, tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia, khususnya jika
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2019 yakni ada 6.964 kegiatan edukasi
yang diikuti 292.073 peserta.
Beberapa
program pengembangan investor di 2020 adalah Kompetisi 10 Days Challenge
sebanyak 4 periode, Public Expose Live – Virtual, Capital Market Summit &
Expo Virtual, Waktu Indonesia Berinvestasi (Instagram Live KP BEI), dan SPM
untuk Negeri oleh 30 KP BEI yang diikuti 2.724 Peserta.
Rekor
kesepuluh adalah
kontribusi GI BEI terhadap pertumbuhan jumlah investor saham di Pasar Modal
Indonesia. Sampai dengan bulan Oktober 2020, terdapat 210.312 SID investor
saham yang tercipta dari seluruh GI BEI dengan nilai transaksi yang dari
seluruh GI BEI adalah sebesar Rp2,2 triliun.
“Rekor-rekor
yang telah berhasil diraih pada tahun 2020 tidak terlepas dari keterlibatan
seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih atas
seluruh bantuan, sinergi, kerja sama para stakeholders Pasar Modal Indonesia.
Tanpa bantuan dan kerja sama dari semua pihak, mustahil rekor-rekor tersebut
dapat diraih,” demikian Hasan Fawzi. (Rel)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Pandemi Bukan Halangan, Ada 10 Rekor Baru di Bursa Efek Indonesia "
Posting Komentar