Stok Indukan Terbatas, Harga Daging Babi pun Melambung

Ketua Tim
Pemantau Harga Bahan Pokok Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengatakan, dari
pantauannya di tingkat pedagang, banyak
pedagang pengecer yang menjual daging babi dalam rentang harga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram (kg).
Padahal sebelum Flu Afrika menyerang, harga daging babi itu dijual dikisaran
Rp50 ribu atau Rp60 ribu per kg nya. Dan
untuk babi hidup, harga jualnya
sebelum flu menyerang sekitar Rp25 ribu hingga Rp35 ribuan per kg.
“Kenaikan harga daging babi pasca Flu Afrika yang membuat banyak babi mati sebelumnya, dikarenakan stok babi potong mengalami penurunan drastic, sehingga untuk mencari indukan sangat sulit. Di lain sisi, para pedagang juga tidak mau berlama-lama untuk menahan stok karena tergiur harga yang mahal. Jadi dibutuhkan sekitar 2 tahun lagi (asumsi paling lama) stok babi baru mencukupi dan harganya bisa berbalik turun,” ujar Gunawan Benjamin, Sabtu (23/1/2021).
Gunawan mengatakan,
dari pantauannya di kandang babi, juga ditemukan fakta kalau stok di tingkat peternak juga masih
bermasalah. Jumlah stok babi ada yang hanya 30% hingga 50% dari stok normal
sebelum wabah menyerang.
“Ini jadi momen peternak yang dalam posisi mencari kuntungan, setelah sempat terpuruk di akhir tahun 2019 berlanjut hingga tahun pertengahan tahun 2020,” katanya.
Kenaikan harga daging babi ini sebenarnya sudah berlangsung lebih lama dibandingkan kenaikan harga daging ayam maupun sapi.
Bahkan
daging babi ini terbilang mengalami kenaikan yang jauh lebih mahal dibandingkan
dengan harga daging ayam maupun sapi. Bahkan temuan dari beberapa pagelaran
pesta adat di Sumut memaksa sejumlah penyelenggara menggunakan daging ayam.
“Kita butuh indukan baru agar mampu mempercepat
proses penambahan jumlah stok yang bisa mengurai akar masalah kenaikan harga
itu sendiri,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Stok Indukan Terbatas, Harga Daging Babi pun Melambung"
Posting Komentar