Jurus Menyelamatkan Ekonomi Bisa Bermuara pada Penambahan Hutang
Pemerhati
ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin
mengatakan, yang ada justru terjebak dalam resesi sampai saat ini, dan akar
masalahnya juga belum terselesaikan, yakni, mengatasi masalah pandemi Covid-19.
Inti dari semua penyakit ekonomi ada disitu. Dan vaksin sampai sejauh ini juga
belum sepenuhnya mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan keruwetan masalah
ini.
Jika melihat
gebrakan yang dilakukan pemerintah seperti tetap memberikan subsidi listrik ke
masyarakat hingga pandemic berakhir, memberlakukan kebijakan pajak (PPnBM) 0%
untuk membeli mobil baru jenis tertentu. Kemudian memberikan bantuan sosial
kepada masyarakat, menjaga neraca perdagangan agar tetap surplus dan
serangkaian kebijakan keringanan pajak lainnya juga diberlakukan.
Sementara BI
disisi lain, juga terlihat jor-joran dalam mengeluarkan kebijakan. Mulai dari
penurunan suku bunga acuan, burden sharing dengan pemerintah, pelonggaran DP
KPR dan Kendaraan, terlibat langsung di lelang surat utang negara, menjaga
stabilitas Rupiah di level 14 ribu-an per US Dolar dan serangakain kebijakan
lainnya.
“Kolaborasi
dari pemerintah dan BI tersebut memang memiliki tujuan untk menyelamatkan
kondisi ekonomi dari tekanan yang lebih besar. Hanya saja yang menjadi
persoalan adalah bagaimana mungkin disaat pemerintah tidak bisa optimal dalam
mencari pemasukan, namun di waktu yang bersamaan kita membutuhkan anggaran
super besar untuk membiayai hidup masyarakat banyak di tengah pandemi dan resesi,”
ujar Gunawan di Medan, Jumat (19/2/2021).
Jadi memang
kata Gunawan, muara dari kebijakan yang terlihat melakukan semua upaya tersebut
akan bermuara pada penambahan jumlah hutang. Dan hutang yang bertambah tersebut
akan banyak habis untuk dikonsumsi masyarakat ketimbang untuk pembangunan ke
sektor-sektor yang produktif. Jadi penambahan hutang tersebut hanya akan
menjaga daya beli, tetapi belum bisa diharapkan untuk menjadi akselerator bagi
pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Analoginya
begini, jika pemerintah berhutang untuk dijadikan bansos ke masyarakat, maka uang
tersebut akan habis dikonsumsi dan memang akan menyangga daya beli. Tetapi
harapan akan hutang sebelumnya itu adalah adanya alokasi yang besar untuk
sektor-sektor yang produktif. Misal dibangunkan jalan tol. Dengan kehadiran
jalan tol biaya logistik menjadi lebih murah, lalu lintas barang dan jasa
menjadi lebih lancar. Yang pada akhirnya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Tetapi
Pemerintah dan BI tengah terjebak dalam posisi yang dilematis saat ini. Mau
tidak mau harus ada kebijakan yang di korbankan. Skala priotitas saat ini
adalah menjaga daya beli, yang pada akhirnya penambahan hutang tidak akan
memberikan impact yang maksimal bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi kedepan,”
pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Jurus Menyelamatkan Ekonomi Bisa Bermuara pada Penambahan Hutang"
Posting Komentar