Herbal, Solusi Obat Aman untuk Budidaya Ikan
Lensamedan - Apa yang terbersit di pikiran kita saat mendengar kata herbal? Mungkin akan terpikir obat-obatan pahit berbahan alami, yang digunakan semua kalangan masyarakat, khususnya orang tua.
Kenyataannya, tanaman herbal ini, juga dapat digunakan
untuk menjaga kesehatan ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), telah
melakukan penelitiannya.
Suhu dunia yang memanas akibat pemanasan global secara
langsung sangat berpengaruh terhadap lautan sebagai salah satu penyedia pangan
berupa protein dari ikan hasil tangkapan. Kondisi tersebut secara signifikan
menurunkan hasil tangkapan dunia dalam dasawarsa terakhir.
Di lain pihak, pertambahan penduduk di semua negara
meningkat dan berpengaruh pada kenaikan permintaan pangan. Kedua hal yang
kontradiktif ini memicu naiknya kegiatan budidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan
pangan tersebut, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk menjaga
keberlangsungan kegiatan budidaya dan memastikannya mampu berjalan berimbang dengan kondisi alam.
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor, salah satu unit pelaksana teknis BRSDM,
bertugas untuk melakukan upaya tersebut.
Perkembangan pesat yang terjadi pada kegiatan budidaya
meningkatkan minat studi tentang sistem imun dan pertahanan terhadap penyakit.
Pada budidaya ikan secara intensif, ikan yang dipelihara berada pada kondisi
stres karena tingkat kepadatan tinggi sehingga melemahkan sistem imun.
Hal ini
meningkatkan kemungkinan patogen menyerang dan mengakibatkan timbulnya
penyakit. Penyakit akibat infeksi ini berkontribusi pada kerugian ekonomis dan
merupakan kendala pada proses budidaya secara intensif dewasa ini.
Salah satu bahan alami yang cukup menjanjikan sebagai
bahan pengendali penyakit ikan adalah bahan alami yang berasal dari tanaman
obat (bahan herbal). Bahan ini mempunyai kandungan zat aktif yang mampu
berfungsi setara dengan zat antibiotik yang saat ini penggunaanya sangat
dibatasi.
Dengan memanfaatkan kandungan zat aktif alami
(antibiotik alami) pada bahan herbal diharapkan mampu untuk menggantikan fungsi
antibiotik sintetis namun tidak meninggalkan residu yang berimplikasi pada
penurunan keberlanjutan kegiatan budidaya ikan secara umum.
Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyampaikan, upaya riset
yang telah dilakukan pihaknya tersebut, salah satunya dilakukan dalam rangka mendukung
tindak lanjut arahan Presiden RI Joko Widodo kepada Menteri Kelautan dan
Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk meningkatkan perikanan budidaya.
Selain itu, upaya tersebut juga dalam rangka mendukung
program terobosan KKP, salah satunya menggerakkan perikanan budidaya untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat yang didukung oleh riset kelautan dan perikanan dalam upaya
menjaga keberlangsungan sumber daya laut dan perikanan darat.
Sementara itu, Peneliti BRPBATPP Nunak Nafiqoh
menyampaikan, terdapat beberapa alternatif teknik pengelolaan kesehatan ikan
dalam mendukung budidaya ikan.
Pencegahan atau imunoprofilaksis dengan meningkatkan
kekebalan tubuh melalui vaksin dan imunostimulan, yaitu vitamin, mineral, dan
asam amino. Selain itu, pencegahan melalui probiotik yaitu bakteri hidup yang
menguntungkan yang diaplikasikan ke media budidaya atau dicampur pakan.
Jika ikan sudah sakit maka dapat diterapi dengan obat
kimia dan obat herbal.
Menurut Nunak, obat herbal memiliki keunggulan aman
digunakan karena tidak menimbulkan residu dan resistensi bakteri.
Beberapa tanaman yang dapat dijadikan obat herbal
untuk ikan antara lain kunyit (C. domestica), ketapang (T. catappa), kipahit
(T. diversifolia), babandotan (A. conyziodes), kirinyuh (E. inulaefolium), meniran
(P. niruni), temulawak (C. xanthorzia), talas (C. esculenta), sirih (P. betle),
kunyit putih (C. zeodaria), kimanila (C. alata), jawer kotok (P.
scutellaroides), kecombrang (E. elatior), jambu monyet (A. occidentale),
cebreng (G. sepium), petai (P. speciose), bawang putih (A. sativum), dan petai
cina (L. leucocephola).
Ia melanjutkan, penyiapan obat herbal mulai dari
tanaman diambil bagian yang akan digunakan, dikeringkan, dan digiling sampai
menjadi serbuk. Ekstraksi bahan aktif herbal diawali dari 10 gr bahan herbal
dalam 100 ml pelarut, lalu dilakukan inkubasi 48 jam dalam agitasi konstan,
kemudian disaring, dan dikeringkan pada suhu ruang/rotavap.
“Langkah-langkah aplikasi herbal terdiri dari uji
sensitivitas, uji minimum inhibitory concentration, uji lethal concentration
50, dan uji in vivo,” tambah Nunak.
Salah satu produk hasil riset yang telah dilakukan
BRPBATPP adalah Medis Herb MH-1 Obat Ikan. Komposisinya terdiri dari kipait,
sirih, pepaya, kunyit, mengkudu, dan jambu biji. Aturan pakai 2-3 hari sekali
dengan merendam satu kemasan dalam 300 liter air untuk benih dan dalam 200
liter air untuk pembesaran.
“Indikasinya meredakan gejala infeksi seperti tukak
pada kulit serta pendarahan pada sirip dan insang. Cara kerja obat bekerja
sebagai disinfektan dan antiseptik,” pungkas Nunak. (*)
(Bogor)
Belum ada Komentar untuk "Herbal, Solusi Obat Aman untuk Budidaya Ikan"
Posting Komentar