Indonesia Desak PBB Segera Ambil Tindakan untuk Hentikan Kekerasan di Palestina
Lensamedan- Pemerintah RI melalui Menteri Luar Negeri RI Retno LP
Marsudi menghadiri Debat Umum Sidang Pleno ke-67, Sidang Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB), Kamis (20/05/2021). Sidang Pleno yang
berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat ini membahas mata agenda
37 mengenai situasi di Timur Tengah dan agenda 38 mengenai isu Palestina.
Dalam pernyataan pembukaan, Menlu RI menegaskan bahwa kehadirannya
ke Markas Besar PBB adalah demi kemanusiaan, demi keadilan masyarakat
Palestina, dan untuk menyerukan penghentian kekerasan dan gencatan senjata demi
menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan
anak-anak.
“Pendudukan dan agresi terus-menerus yang dilakukan Israel tidak
hanya harus dikecam, tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hukum
internasional. PBB harus segera mengambil tindakan nyata,” ujarnya dalam
pernyataannya di hadapan negara anggota PBB yang hadir dalam sidang yang
diselenggarakan secara fisik pertama yang dihadiri sejumlah Menteri Luar Negeri
tersebut.
Dalam pertemuan yang dihadiri sebelas pejabat tingkat Menteri
(Palestina, Indonesia, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Kuwait,
Maldives, Aljeria, Tunisia), Menlu RI menyerukan tiga langkah yang perlu
dilakukan oleh PBB.
Pertama, penghentian kekerasan dan aksi militer guna mencegah
jatuhnya lebih banyak korban. “Sidang Majelis Umum PBB perlu mendesak segera
dilakukannya gencatan senjata yang berkelanjutan dan sepenuhnya dihormati.
Segala cara harus ditempuh untuk meredakan situasi secepatnya, dan kami
mendukung upaya Sekjen PBB terkait hal tersebut,” tegasnya.
Untuk mencegah terulangnya kebrutalan Israel di kemudian hari.
Diperlukan kehadiran internasional (international presence) di Al-Quds guna
memantau dan memastikan keselamatan rakyat Palestina di wilayah pendudukan.
Kehadiran internasional tersebut juga bertujuan untuk melindungi status
Al-Haram Al-Sharif sebagai tempat suci tiga agama.
Langkah kedua, yang diserukan Indonesia adalah memastikan akses
bantuan kemanusiaan dan perlindungan warga sipil. SMU PBB bersama dengan
badan-badan PBB lainnya perlu meningkatkan upaya untuk menyediakan bantuan
kemanusiaan kepada warga Palestina yang terdampak.
“SMU PBB harus mendesak Israel membuka dan membolehkan akses pengiriman
bantuan kemanusiaan, termasuk di Gaza yang telah dikepung selama lebih dari 13
tahun,” ujar Retno.
Langkah ketiga adalah mendorong dilangsungkannya negosiasi
multilateral yang kredibel berdasarkan parameter-parameter yang disepakati
secara internasional untuk mencapai “solusi dua-negara”. SMU PBB memiliki
kewajiban moral dan politis untuk memastikan terjadinya negosiasi perdamaian
tersebut.
“Kita harus menghentikan upaya sistemik kekuatan penjajah (Israel)
yang bisa jadi tidak akan menyisakan apapun untuk dinegosiasikan. Jangan sampai
rakyat Palestina tidak lagi punya pilihan selain menerima ketidakadilan
sepanjang hidup mereka, ” tegas Menlu.
Retno juga mengatakan bahwa segala bentuk ketidakadilan harus
segera diakhiri. Dunia harus terus memberikan dukungan bagi kemerdekaan
Palestina dan melawan ketidakadilan.
Menutup pernyataannya, Menlu RI menyerukan agar seluruh dunia
bersatu memperjuangkan keadilan bagi Palestina dan diakhirinya pendudukan
ilegal oleh Israel.
“Hari ini kita menyelenggarakan pertemuan ini untuk satu tujuan,
yaitu memastikan keadilan bagi rakyat Palestina. Pertemuan ini akan dilihat
sebagai ujian bagi multilateralisme. Kita harus tetap berkomitmen dan bersatu
dalam upaya melawan aksi ilegal Israel demi mengakhiri pendudukan di Palestina,”
pungkasnya,
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata khususnya di jalur Gaza. Sekjen PBB juga menyampaikan kesedihan yang mendalam terhadap rusaknya infrastruktur dasar di Gaza dan kepedihan yang dihadapi anak-anak.
Saat ini, Sekjen PBB juga
menggarisbawahi pentingnya terus mempertahankan status quo Yerussalem.
Pembangunan pemukiman illegal, pengusiran dan perobohan rumah bertentangan
dengan international humanitarian law dan HAM.
Selain Sekjen PBB, dari data daftar pembicara setidaknya terdapat
103 negara dan organisasi internasional yang menyampaikan pernyataan
nasionalnya dalam Debat Umum Sidang Pleno, Majelis Umum PBB.
Dalam beberapa hari ke depan, Menlu Retno juga akan melakukan
serangkaian pertemuan bilateral untuk menggalang dukungan internasional bagi
Palestina. (*)
(New York)
Belum ada Komentar untuk "Indonesia Desak PBB Segera Ambil Tindakan untuk Hentikan Kekerasan di Palestina"
Posting Komentar