Gubernur Edy Rahmayadi Fokus Pengembangan Pertanian
Lensamedan - Perekonomian Sumatera Utara (Sumut)
menunjukkan perbaikan terlihat dari meningkatnya permintaan maupun penawaran.
Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumut memprediksikan perekonomian
Triwulan (Tw) II 2021 akan lebih tinggi dari Tw I 2021.
Hal tersebut terungkap
dalam Rapat Koordinasi TPID se-Sumut yang dipimpin Gubernur Sumut Edy
Rahmayadi, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan
Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Senin (28/6/2021).
Untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan terus memfokuskan
pengembangan bidang pertanian terutama hortikultura. Salah satu strategi untuk
memaksimalkan produksi pertanian adalah dengan cara digitalisasi pertanian.
Melalui digitalitasi,
katanya, bisa dipastikan produksi bisa
memenuhi kebutuhan pasar. Ini juga menguntungkan produsen karena bisa langsung
mengakses pasar untuk kepastian hasil taninya.
“Kita perlu
pengembangan ini, bersama dengan BUMD pertanian kita, petani akan lebih punya
jaminan. Melalui digitalisasi pertanian, para petani juga akan lebih cepat tahu
di mana hasil taninya dihargai lebih, itu yang kita inginkan agar petani kita
bisa lebih sejahtera,” kata Edy Rahmayadi.
Sebelumnya, Kepala
Perwakilan BI Wilayah Sumut Soekowardojo menyampaikan, perekonomian Triwulan
(Tw) II 2021 akan lebih tinggi dari Tw I 2021. Pemulihan ekonomi Sumut
sebenarnya sudah terlihat pada Tw I 2021. Pada periode ini tercatat pertumbuhan
ekonomi sebesar -1,85% (yoy), lebih baik dibandingkan tw sebelumnya yang
sebesar -2,94% (yoy).
Perbaikan terlihat di
sisi ekspor, karena didorong permintaan mitra dagang dan juga peningkatan harga
komoditas. Hal ini terkonfirmasi dari purchasing managers’ index (PMI) di Amerika
Serikat, Singapura, Zona Eropa dan Jepang. BI memprediksikan Tw II 2021
pertumbuhan ekonomi Sumut akan menyentuh zona positif.
“Terus membaik,
seluruh komponen utama permintaan dan penawaran membaik. Tiongkok jelang Hari
Raya Imlek meningkatkan permintaan CPO (crude palm oil), pertanian beberapa
komoditas utama memasuki musim panen, hanya saja sektor perdagangan domestik
masih kontraksi karena adanya PPKM Mikro sepanjang triwulan I 2021,” kata
Soekowardojo.
Di tahun 2021 inflasi
Sumut diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya kondisi
perekonomian. Walau begitu, inflasi Sumut diproyeksikan masih di rentang
sasaran nasional yaitu 3%±1%.
“Setelah implementasi
vaksin, mobilitas masyarakat akan meningkat, perekonomian akan berjalan lebih baik,
aktivitas dunia usaha kembali pulih, pembukaan lapangan kerja, pekerjaan proyek
infrastruktur kembali meningkat,” tambah Soekowardojo.
Sementara itu, Asisten
Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Bidang Perekonomian Ferry Irawan
mengatakan, pangan yang harganya bergejolak (volatile food) mempengaruhi
inflasi di Sumut, terutama cabai merah. Menurut Irawan, sangat penting menjaga
ketersediaan dan stabilitas harga cabai merah.
“Secara historis,
cabai merah penyumbang inflasi/deflasi utama, penting kita perhatikan daerah
utama penghasilnya seperti Batubara, Karo, Simalungun, Dairi, dan Langkat, agar
menjaga kesinambungan pasokan. Selain itu, daging ayam ras, minyak goreng dan
ikan juga penyumbang inflasi/deflasi,” kata Irawan.
Rapat ini dihadiri
Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Kepala OPD terkait, Tim TPID
Pemprov Sumut dan Bupati Banyuwangi selaku narasumber. Secara virtual dihadiri
oleh Bupati/Walikota selaku Ketua TPID se-Sumut, dan Tim TPID kabupaten/kota. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Gubernur Edy Rahmayadi Fokus Pengembangan Pertanian"
Posting Komentar