Perdana, Tempe UKM Diekspor ke Jepang,
“Ekspor perdana produk tempe Indonesia ke Jepang di
tengah pandemi Covid-19 sangat membanggakan. Ini menunjukkan makanan asli
Indonesia semakin mendunia dan membuktikan ekspor Indonesia terus melaju di
tengah pandemi. Selain itu, kini Indonesia telah menghasilkan diversifikasi
produk yang bisa menjadi pilihan para buyer mancanegara,” jelas Menteri
Perdagangan pada kesempatan terpisah.
Eksportir PT Arumia Kharisma Indonesia (PT Arumia) dengan pelaku usaha kecil menengah (UKM) Rumah Tempe Azaki melakukan ekspor perdana produk tempe sebesar 4,8 ton senilai US$13.000 ke Negeri Sakura Jepang.
Ekspor perdana dilepas secara virtual oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, Kamis (17/6/2021).
Mendag juga mengapresiasi kolaborasi perusahaan dengan
para pelaku UKM.
“Kolaborasi yang dilakukan PT Arumia dengan Rumah
Tempe Azaki menjadi salah satu contoh yang baik untuk bersama-sama maju dan
meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia,” kata Mendag.
Didi Sumedi mengungkapkan, ekspor perdana ini
merupakan momen penting untuk meningkatkan nilai ekspor produk makanan olahan
Indonesia ke seluruh dunia. Hal ini sekaligus diharapkan menjadi motivasi UKM
potensial lainnya untuk mengembangkan pasarnya hingga ke mancanegara.
“Ke depan, kita juga harus berusaha lebih giat untuk
mengembangkan sektor-sektor baru yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi
ekspor Indonesia. Melalui acara hari ini, diharapkan ekspor produk makanan
olahan akan semakin tumbuh di tahun-tahun mendatang. Kementerian Perdagangan
juga akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai
ekspornya,” ujar Didi.
Didi menjelaskan, ekspor perdana tempe ke pasar Jepang
ini mengadaptasi produk yang diinginkan oleh pasar Jepang.
“Produk tempe dikemas dalam kemasan 450 gram.
Eksportir Indonesia sudah menyesuaikan bentuk, ukuran, resep pengolahan, dan
kemasan sesuai dengan yang diinginkan oleh pasar Jepang. Produk ini nantinya
akan diimpor oleh salah satu chain wholesale supermarket terbesar di Jepang
yang memiliki 800 gerai di seluruh Jepang,” ujar Didi.
Didi menambahkan, meskipun merupakan negara produsen
bahan makanan, Jepang juga banyak melakukan impor bahan pangan.
“Sebesar 60% konsumsi pangan Jepang merupakan produk impor
sehingga saat tempe didaulat menjadi superfood asli Indonesia, konsumsi tempe
pun mulai tumbuh di negara-negara maju termasuk Jepang. Hal yang menarik yaitu
tetap terjaganya cita rasa otentik tempe walaupun proses fermentasi tempe
dilakukan di Indonesia,” terang Didi.
Didi menilai, pasar impor produk pangan Jepang harus
terus didorong untuk meningkatkan pangsa pasar produk pangan Indonesia yang
baru mencapai 1,3 persen dari keseluruhan pangsa produk pangan impor di Jepang.
“Konsumen Jepang juga suka mencoba berbagai produk
makanan baru, khususnya produk makanan yang sehat. Untuk itu, Indonesia harus
dapat memanfaatkan peluang yang terbuka lebar ini,” tutur Didi.
Pada 2020, ekspor produk pangan Indonesia ke pasar
Jepang sebesar US$19,1 juta atau tumbuh 16% dibandingkan tahun 2019.
Pertumbuhan yang pesat ini harus terus ditingkatkan sejalan dengan tren pasar
Jepang yang mulai melirik produk berkualitas di luar Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan
pasar.
Primadona Baru
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Hari
Widodo menuturkan, kehadiran tempe asli Indonesia diharapkan menjadi primadona
baru bagi masyarakat Jepang melalui promosi yang tepat sasaran.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada perwakilan perdangan
Indonesia di Jepang baik ITPC Osaka maupun Atase Perdagangan yang telah
menjembatani kegiatan ekspor perdana ini. Hal ini berkontribusi terhadap
pertumbuhan dan peningkatan ekonomi nasional di tengah tekanan ekonomi global
dan pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Hari mengajak pelaku UKM Indonesia untuk terus bekerja
sama meningkatkan kinerja ekspor produk pangan Indonesia ke pasar potensial
yang bernilai tambah tinggi.
“Kemendag akan terus berupaya mendongkrak laju ekspor produk nonmigas Indonesia ke kancah global. Selain itu, Kemendag akan terus bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyelesaikan berbagai hambatan untuk melebarkan pasar mereka,” pungkas Hari.
Total perdagangan Indonesia-Jepang pada periode
Januari—April 2021 sebesar US$9,84 miliar atau meningkat 1,87% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Dari
nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$5,47 miliar.
Sedangkan, impor Indonesia dari Jepang sebesar US$4,37
miliar. Sementara itu, tahun 2020, total perdagangan Indonesia-Jepang sebesar
US$24,33 miliar.
Nilai ini terdiri dari ekspor sebesar US$13,66 miliar
dan impor sebesar US$10,67 miliar. (*)
Belum ada Komentar untuk "Perdana, Tempe UKM Diekspor ke Jepang,"
Posting Komentar