PFI Medan Desak RSJ M Ildrem Evaluasi Oknum ASN dan Sekuriti yang Tantang Jurnalis Berduel
Ketua PFI Medan Rahmad Suryadi menuntut agar manajemen
RSJ memberikan sikap tegas kepada para oknum tersebut. Sehingga kejadian itu
tidak terulang lagi kepada para jurnalis yang tengah melakukan tugasnya.
“Sungguh ini perbuatan yang memalukan. ASN tersebut
telah mencoreng citra dari RSJ. Peristiwa ini harus disikapi dengan bijak oleh
manajemen. Harus ada tindakan tegas supaya ada efek jera terhadap oknum
tersebut,” ujar Rahmad dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Rahmad, ASN selaku abdi negara harusnya bisa
memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Apalagi ASN dan sekuriti itu
bertugas pada instansi pelayanan publik.
“Kita menyayangkan kejadian ini. Kami menilai ini
adalah bentuk pelanggaran terhadap jurnalis yang sedang bertugas,” ujar Rahmad.
Rahmad pun mendesak supaya manajemen RSJ melakukan
evaluasi terkait ulah oknum pegawainya. Kejadian ini sesungguhnya malah membuat
citra RSJ Muhammad Ildrem menjadi buruk sebagai lembaga pelayanan publik.
“Oknum ASN dan sekuriti tersebut harus dievaluasi
kinerjanya. Manajemen juga harus memahami jika para jurnalis dilindungi
undang-undang dalam menjalankan tugasnya,” pungkas Rahmad.
Kronologi ASN dan sekuriti RSJ ajak jurnalis berduel
hingga berupaya rampas kamera
Informasi yang dihimpun, kejadian itu bermula saat
para jurnalis melakukan tugas jurnalistik di RSJ tersebut. Mereka meliput
proses vaksinasi COVID-19 ODGJ. Selesai melakukan peliputan, para jurnalis
berniat untuk pulang. Namun tiba-tiba mereka didatangi oleh ASN bernama Wahyu A
Kaban dan sekuriti.
Peristiwa ini juga sempat terekam oleh lensa sejumlah
jurnalis lainnya. Bahkan, video intimidasi itu kini viral di linimasa media
sosial.
Risky Cahyadi, jurnalis Tribun Medan menjadi salah
satu korban intimidasi dan upaya perampasan kamera. Saat itu dia bersama
sejumlah jurnalis lainnya di sana.
Wahyu mempertanyakan soal izin peliputan kepada
mereka. Para jurnalis pun sudah menjelaskan jika mereka sudah mendapatkan izin
dari Direktur RSJ Ria Novida Telaumbanua.
“Saat keluar dari gedung, kami diadang sama ASN itu.
Dia malah mempertanyakan izin kami. Sudah kami jelaskan, tapi ASN itu malah
bertindak arogan,” ujar Kiki, sapaan akrabnya.
Setelah mendengar jawaban dari para jurnalis, ASN itu
malah bertindak arogan. Nada bicaranya pun meninggi. Bahkan Wahyu berupaya
merampas ponsel yang digunakan Kiki untuk merekam video. “Gak usah kau
liput-liput,” ujar Wahyu sambil berupaya menarik ponsel milik Kiki.
Jurnalis lainnya pada saat itu ikut membela Kiki.
“Kamera saya beberapa kali berupaya untuk dirampas.
Saya terus mempertahankannya. File gambar saya liputan juga diminta untuk
dihapus. Yah karena kami sudah dapat izin, saya tidak bersedia,”
ungkapnya.
Wahyu pun malah menantang jurnalis untuk berduel.
Tindakannya pun semakin arogan. Tiba-tiba, seorang pegawai perempuan keluar
dari dalam rumah sakit. Dia menjelaskan kepada Wahyu, jika para jurnalis sudah
mendapatkan izin dari Direktur RSJ. Wahyu kemudian masuk ke dalam rumah sakit.
Setelah Wahyu masuk, giliran seorang sekuriti yang
bikin ulah. Sekuriti arogan itu malah menantang jurnalis untuk berduel. “Ayok
lepas baju dinas kita yok,” ujar Sekuriti bernama Rahmat itu sambil membuka
seragamnya.
Tak lama setelah itu, seorang sekuriti lainnya
menghampiri para jurnalis dan meminta maaf atas tindakan rekannya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "PFI Medan Desak RSJ M Ildrem Evaluasi Oknum ASN dan Sekuriti yang Tantang Jurnalis Berduel"
Posting Komentar