ESG untuk Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Lensamedan - Tantangan global dari perubahan iklim dan pandemi Covid-19 masih berlangsung di berbagai negara termasuk di Indonesia. Kemampuan beradaptasi setiap individu diuji untuk melewati krisis kehidupan yang ditimbulkan dari pandemi ini.
Kesadaran masyarakat global pun semakin
meningkat atas keterkaitan antara perubahan iklim dan pandemi. Jalan keluarnya,
diperlukan langkah bersama untuk menangani dampak negatif yang ditimbulkan di
berbagai aspek.
Tantangan global ini kemudian mendorong
berbagai pihak, khususnya para investor global maupun dalam negeri, untuk
semakin menyadari pentingnya penerapan aspek Environmental, Social, and
Governance (ESG) dalam seluruh aktivitas bisnis dan pembangunan.
Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution mengatakan, penerapan ESG ini
diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi pascapandemi secara berkelanjutan.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya
kepedulian investor mengenai aspek ESG yang ditunjukkan melalui hasil survei skala
global yang dilakukan oleh BNP Paribas Global tentang minat terhadap produk
keuangan dari perusahaan berbasis ESG.
Terdapat peningkatan sebesar 20% atas
pertimbangan investor terhadap aspek sosial sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Kemudian, sebanyak 79% responden setuju dengan mempertimbangkan aspek sosial
akan memberikan dampak positif juga bagi investasi jangka panjang dan manajemen
risiko mereka.
“Hal tersebut adalah peluang yang harus kita
manfaatkan. Untuk itu dibutuhkan upaya bersama yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan untuk dapat memasukkan inisiatif-inisiatif yang mendukung
implementasi ESG serta turut mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/SDGs) dalam setiap kebijakan, strategi
dan kegiatan bisnisnya,” ujar Pintor di Medan, Sabtu (31/7/2021).
Upaya tersebut menurut Pintor bertujuan agar pemulihan perekonomian dan keuangan
berkelanjutan di Indonesia tercapai.
Beberapa upaya yang dilaksanakan sebagai
bentuk komitmen regulator untuk mendukung penerapan ESG di lingkungan Pasar
Modal Indonesia, diantaranya adalah dengan bergabungnya PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) menjadi partner dalam Sustainable Stock Exchange (SSE) pada
18 April 2019 serta sebagai Task Force on Climate-related Financial
Disclosures (TCFD) Supporters pada 15 Juni 2021.
“Dengan keterlibatan dalam kedua organisasi
gugus tugas tersebut, diharapkan turut
menghasilkan program-program yang mendukung penerapan ESG di lingkungan Pasar
Modal Indonesia,” katanya.
Diterangkannya, dalam kancah internasional,
peran Indonesia semakin diakui oleh negara-negara di dunia. Indonesia telah
dipercaya menjadi tuan rumah atau Presidensi pada ajang The Group of Twenty (G20) Tahun 2022.
Dengan memperhatikan bahwa pada G20 Tahun 2021 Italia
mengusung 3 pilar yang saling terintegrasi yaitu People, Planet, and
Prosperity (3P), maka untuk menjaga kesinambungan agenda dan dalam rangka
berperan serta dalam program Road to G20 Indonesia 2022 serta sebagai bentuk inisiatif lanjutan dari
regulator Pasar Modal Indonesia dalam mendukung peningkatan pemahaman sekaligus
implementasi terkait ESG, maka Otoritas Jasa keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory
Organization (SRO) yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
menyelenggarakan ESG Capital Market Summit 2021 dengan tema “Pursuing
Sustainable Finance in Indonesia Capital Market” pada 27 Juli 2021 lalu.
“Acara ini
merupakan rangkaian dari ESG Capital Market Exhibition & Showcase
2021 serta termasuk dalam rangkaian kegiatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali
Pasar Modal Indonesia,” terangnya.
Dengan diselenggarakannya ESG Capital Market
Summit 2021 diharapkan para pelaku pasar dapat mempersiapkan diri dalam
penyusunan inisiatif-inisiatif penerapan ESG, serta turut mengintegrasikan prinsip-prinsip
SDGs dalam setiap kebijakan, strategi dan kegiatan bisnis operasional untuk
mendukung pencapaian keuangan berkelanjutan di Pasar Modal Indonesia. Sehingga Pasar
Modal Indonesia dapat semakin maju serta berkontribusi bagi pemulihan
perekonomian di Indonesia.
“Kegiatan ini diharapkan juga dapat mengubah mindset
dari pelaku bisnis, bahwa growth perusahaan dapat dicapai dengan tetap
menyelaraskan setiap kegiatannya untuk selalu menjaga lingkungan hidup,
penggunaan sumber daya secara bijaksana dan mendukung kesejahteraan sosial
melalui pemberdayaan masyarakat sekitarnya,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "ESG untuk Pemulihan Ekonomi Pascapandemi"
Posting Komentar