Medan Mulai Uji Coba Pengolahan Sampah Gunakan Sistem Bio Teknologi
Teknologi ini dipilih karena telah menggunakan
sistem Bio Teknologi untuk penaggulangan dan pengubahan sampah baru dengan
biaya murahan, ramah lingkungan, teknik sederhana dan sistem permesinan yang
sangat terjangkau.
“Insya
Allah, Bapak Wali Kota akan me-launching program pngolahan sampah dengan menggunakan sistem Bio Teknologi
siang. Keluaran dari sistem ini nanti berupa pupuk dan refused drived fuel
(RDF) dan solid recovered fuel (SRF). Ini merupakan salah satu metode yang mula
pertama dilakukan di Indonesia,” kata Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota
Medan H M Husni di TPA Terjun, Jumat
(2/7).
Husni
berharap, mudah-mudahan sistem Bio Teknologi ini menjadi sebuah model, sebab
harus disadari untuk membangun TPA berbasis Sanitary Landfill, dibutuhkan
lahan. Dan diketahui, Pemko Medan tidak memiliki lahan.
Salah satu
upayanya dengan menghilangkan TPA tetapi dengan melakukan pemrosesan pegolahan
sampah pada basisnya.
Dikatakan
Husni, teknologi ALFIMER dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini sudah
digunakan di sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia, Fiji, Kamboja dan
India.
Selain TPA
Terjun, jelas Husni, uji coba penggunaan sistem Bio Teknologi juga dilakukan di
Pasar Induk Laucih, Taman Cadika dimana
semua sampah-sampah pemotongan pohon akan dijadikan pupuk melalui sistem
Bio Teknologi dan ke depan TPA Namo Bintang akan dikelola Primer Koperasi
Pengelola Sampah (PKPS).
“Kita
berharap nantinya pengolahan sampah sudah berbasis pada pengolahan dari hulu dan hilirnya,” jelasnya.
Diungkapkan
Husni, berdasarkan beberapa catatan-catanan pengolahan sampah, sistem Bio
Teknologi merupakan yang paling efisien dari pengolahan sampah.
Proyek ini,
terangnya, merupakan hasil kerjasama Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
Medan dengan Mitra Biosis Ekoteknik (MBE) selaku pemegang teknologi, PKPS serta
Universitas Sumatera Utara (USU) yang diharapkan dapat membantu membuat studi
kelayakan dan naskah akademik.
Selanjutnya
mantan Kadis Pendapatan Kota Medan itu mengungkapkan, pupuk yang dihasil dari
pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Bio Teknologi sudah diuji, baik ke
Sucofindo maupun PKPS.
“Mudah-mudahan
nutrisinya sudah ada dan logam beratnya sudah tidak ada sehingga sangat aman
untuk digunakan industri pertanian. Makanya jika sudah dalam skala besar kita
lakukan, harapan Bapak Wali Kota nantinya, pupuk yang dihasilan itu bisa
menunjang sektor pertanian di Sumut, mungkin juga nasional,” ungkapnya.
Kemudian
Husni menjelaskan, proses pengolahan sampah menjadi pupuk dengan menggunakan
sistem Bio teknologi memakan waktu 7 sampai 8 hari.
“Setelah
selesai diwindow, kemudian ditreatment secara teknologi Bio Teknologi dan lalu
diayak untuk memilah mana yang menjadi pupuk dan mana menjadi RDF ataupun SRF.
“Alhamdulillah
dari uji coba sementara pengolahan sampah yang kita lakukan dengan menggunakan
sisten Bio Teknologi ini, kita sudah menghasilkan 14 ton pupuk. Sebab, dari 2
ton sampah akan menghasilkan 1.000 ton pupuk. Rencananya, pupuk ini nantinya akan kita bagikan untuk kabupaten/kota
terdekat,” jelasnya.
Sebelum
mengakhiri penjelasannya, Husni mengungkapkan, pengolahan sampah dengan
menggunakan sistem Bio Teknologi ini mampu mengurangi lebih dari 50% volume
sampah yang diolah dalam 7-14 hari.
“Tentunya
ini snagat signifikan karena area lahan TPA Terjun yang padat saat ini dapat
dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lebih lama dan hampir tanpa batas. Di
samping itu juga solusi hijau, ramah
lingkungan dan akan membantu
mengingkatkan perlindungan lingkungan secara signifikan,” jelasnya.
Sementara
itu Muhammad Yani dari PT Mitra Biosis Ekoteknik (MBE) menjelaskan, manfaat
proyek pengolahan sampah dengan
menggunakan teknologi ALFIMER karena telah menggunakan gabungan
bioteknologi upstream yang diinvensi dan diinovasi oleh One Biosyis demi
mengurai masalah sampah domestic dengan sistem yang lebih efektif, murah, ramah
lingkungan dan mudah guna.
Kemudian,
imbuhnya, mendapatkan energi
alternatif dengan lebih murah dan
optimum untuk memproduksi listrik dan bahan bakar.
Selain itu,
papar Yani, pengelolaan sampah dengan
teknologi ALFIMER ini akan menghilangkan TPA dan terkelola smpah baru serta
teratasinya masalah sampah liar.
Di sektor
kesehatan, kata Yani, lingkungan bersih
di sekeliling lokasi TPA dan TPS liar, serta mengurangkan resiko penyakit untuk
masyarakat keseluruhan. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Medan Mulai Uji Coba Pengolahan Sampah Gunakan Sistem Bio Teknologi"
Posting Komentar