Pemda di Sumut Diminta Percepat Penyaluran Anggaran
Lensamedan -
Kinerja pertumbuhan ekonomi Sumatera
mencatat perbaikan dengan seluruh provinsi mampu keluar dari zona kontraksi.
Pertumbuhan positif ditopang oleh peningkatan
kinerja TBS dan CPO seiring masih tercukupinya curah hujan, tingginya
permintaan batu bara dari negara mitra dagang, serta perbaikan mobilitas
masyarakat yang mendorong perbaikan lapangan usaha pertambangan dan perdagangan.
Kondisi
tersebut menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatatera
Utara (Sumut) Soekowardojo juga tertransmisikan pada sisi permintaan melalui
perbaikan pendapatan masyarakat seiring perbaikan serapan tenaga kerja, serta
optimisme kegiatan investasi dunia usaha.
Keseluruhan
faktor tersebut mendorong perbaikan pendapatan daerah yang berpengaruh pada
konsumsi pemerintah. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di
Kep. Riau dan terendah di Aceh.
“Sementara
itu, meski Sumut tercatat berada pada peringkat ke-9, dengan share terbesar
se-Sumatera, Sumut tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di Sumatera,”
ujar Soekowardojo saat Webinar 2nd
Sumatranomics yang kedua dengan tema “Leveraging The Digital Economy Potential
for Better Tomorrow”, Senin (16/8/2021).
Soekowardojo
menyebutkan, kinerja investasi di Sumut di triwulan II mulai menunjukkan
geliatnya. Permintaan yang tinggi serta pelaksanaan investasi yang tertunda di
2020 membuat investasi di lapangan usaha utama meningkat.
Dari sisi
industri CPO/ kelapa sawit, peningkatan investasi didorong program replanting
dan perluasan pabrik pengolahan existing.
Sementara
dari sisi pulp, paper, dan elektronik peningkatan didorong oleh rencana
diversifikasi produk yang oleh pelaku usaha di lapangan usaha tersebut. Perbaikan
kinerja investasi pada triwulan II 2021 juga didukung oleh adanya sentimen
positif pelaku usaha pasca adanya undang-undang Cipta Kerja.
“Per Juli
2021, 6 dari 10 provinsi di Sumatera telah melakukan uji coba aplikasi OSS RBA
yang diharapkan dapat mempercepat penyelesaian kendala modul dan mendukung
realisasi investasi yang semakin optimal,” sebut Soeko, sapaan akrabnya.
Dilihat dari
sisi pengeluaran kata Soeko, realisasi pendapatan dan belanja APBD Sumatera
secara agregat masih dapat dioptimalkan. Hal ini terpantau dari realisasi
pendapatan dan belanja APBD Sumatera yang masih terbatas sampai dengan triwulan
II 2021.
“Karena itu pemerintah
daerah perlu mendorong percepatan penyaluran anggaran di sisa tahun 2021 untuk
mengungkit momentum pemulihan,” katanya.
Di sisi
lain, net ekspor Sumatera melambat akibat akselerasi impor yang lebih besar
dari perbaikan kinerja ekspor. Ekspor nonmigas mampu tumbuh tinggi seiring
dengan peningkatan permintaan negara tujuan ekspor utama dan kenaikan harga
CPO, karet dan batubara.
“Namun
kenaikan impor non-migas tumbuh lebih besar ditengah meningkatnya permintaan
domestik baik untuk konsumsi, kebutuhan produksi maupun kebutuhan investasi,”
terangnya.
Mencermati
indikator terkini, pembatasan kegiatan yang diterapkan sejak tanggal 3 Juli
2021 di sejumlah daerah berjalan efektif, tercermin dari mobilitas masyarakat
yang tertahan.
Di sisi
lain, PPKM berpotensi memperlambat perbaikan. Hal ini tercermin dari hasil
Survei Konsumen (SK) dan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia yang melambat
memasuki awal triwulan III 2021. Pelaku usaha dari hasil Liaison juga
mengonfirmasi adanya penurunan permintaan domestik dan harga jual.
Namun
demikian, kinerja ekspor diprediksi masih akan terus menguat, ditopang
apresiasi harga komoditas dan perbaikan PMI mitra dagang.
Dengan
adanya rebound ekonomi yang terjadi pada triwulan II-2021, diproyeksi
pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2021 akan terus terakselerasi. Meskipun
perkembangan kasus positif Covid-19 serta penerapan kebijakan PPKM Level 4
diprakirakan akan menahan laju permintaan domestik, namun upaya akselerasi
vaksinasi diproyeksi menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
“Pada
keseluruhan tahun 2021, ekonomi Sumut diprakirakan akan terakselerasi dengan
potensi bias bawah, sejalan dengan pelaksanaan kebijakan PPKM Level 4.
Tentunya, target pertumbuhan ini dapat dicapai dengan disiplin protokol
kesehatan dan program vaksinasi sebagaigame changer pemulihan perekonomian
Sumatera Utara, serta 5 respon kebijakan
pemulihan ekonomi,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pemda di Sumut Diminta Percepat Penyaluran Anggaran "
Posting Komentar