Investor Disarankan Tetapkan Strategi Investasi Lewat Pengaturan Jangka Waktu
Lensamedan - Pandemi Covid-19 ternyata justru mendorong investasi
di pasar modal kian marak dilakukan, terlebih adanya kemudahan proses transaksi
yang dapat dilakukan secara online, di mana saja dan kapan saja.
Hal ini tentu menjadi pendorong pertumbuhan investor baik dari
kalangan milenial yang menjadi investor pemula di pasar modal Indonesia.
Tentunya dengan memilih instrumen-instrumen yang ada dalam pasar modal
Indonesia, seperti reksadana ataupun secara langsung menjadi investor di Bursa
Efek Indonesia.
Namun ketertarikan dan keberanian untuk memulai berinvestasi itu
menurut Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara
(Sumut) Pintor Nasution harus dibarengi dengan perencanaan yang baik untuk
mendapatkan hasil investasi yang optimal.
“Setelah memahami profil risiko investasi masing-masing, dan
mengerti prinsip diversifikasi risiko, maka perlu memahami time horizon atau
jangka waktu investasi,” ujar Pintor Nasution di Medan, Sabtu (4/9/2021).
Dikatakan Pintor, jangka waktu investasi memengaruhi pemilihan
produk investasi. Jika investor mengalokasikan dana pada saham atau reksa dana
saham, maka jangka waktu investasi harus panjang.
Jangka waktu panjang untuk investasi portofolio, yakni lebih dari
lima tahun. Semakin panjang waktu investasi, maka semakin berpotensi memberikan
imbal hasil yang tinggi, karena investor akan melewati fluktuasi jangka pendek.
Jika investor hanya menoleransi jangka waktu menengah, yaitu
antara 3-5 tahun, maka pilihan investasi adalah separuh pada saham atau reksa
dana saham, dan sebagian lagi dapat dialokasikan pada instrumen obligasi atau
surat utang negara.
“Sementara kalau memilih reksa dana, maka bisa mengalokasikan dana
investasi pada reksa dana campuran,” katanya.
Jika jangka waktu investasi pemodal kurang dari tiga tahun, lanjut
Pintor, maka pilihannya tidak ke pasar saham, karena memiliki risiko fluktuasi
yang tinggi. Pilihannya adalah membeli obligasi korporasi, surat utang negara,
atau reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan, jika waktu investasi hanya kurang
lebih setahun, cukup dialokasikan pada reksa dana pasar uang atau menempatkan
dana tidak pada instrumen investasi, melainkan pada deposito perbankan.
“Jangka waktu investasi memiliki keterkaitan dengan strategi
investasi. Ada dua pendekatan strategi investasi di pasar modal, yakni strategi
fundamental dan strategi teknikal. Strategi fundamental menitikberatkan pada
jangka waktu investasi yang panjang, dengan melihat pada kinerja fundamental atau
kinerja keuangan perusahaan,” terangnya.
Pintor mencontohkan tokoh investasi terkenal yang menerapkan
strategi fundamental adalah Warren Buffet, salah satu dari 10 orang terkaya di
dunia, pendiri perusahaan investasi Berkshire Hathaway, asal Omaha, Amerika
Serikat.
Warren Buffet memilih saham-saham dengan kinerja keuangan yang
bagus, dan nilai buku saham yang lebih tinggi dari harga sahamnya di bursa efek.
Sehingga, walaupu saham-saham jenis ini mengalami flutuasi harga, dalam jangka
panjang harga sahamnya akan naik menyamai nilai buku sahamnya. Riset dan
analisa yang mendalam dilakukan investor jenis ini pada angka keuangan dan
prospek bisnis perusahaan di sektor masing-masing.
Strategi kedua adalah strategi teknikal. Strategi ini dilakukan
untuk mendapatkan keuntungan investasi jangka pendek, dengan mencermati
pergerakan harga saham atau fluktuasi harganya di bursa efek. Pertimbangan
kinerja keuangan tidak menjadi dasar utama. Namun pada strategi ini, investor
harus benar-benar aktif mengamati pergerakan sahamnya setiap hari, atau bahkan
setiap jam dan menit.
Momentum dalam mengambil keputusan membeli dan menjual saham pada
harga dan waktu yang tepat menjadi sangat penting. Ada banyak tokoh investasi
saham di dunia yang menggunakan strategi teknikal, salah satunya adalah George
Soros yang mengelola dana hedge fund dunia.
George Soros sangat jago memprediksi masa depan suatu perusahaan,
sehingga dengan mudah bisa mendapatkan keuntungan dari tren kenaikan harga
sahamnya. Strategi spekulasi jangka pendek yang dilakukannya kemudian banyak diikuti investor- investor
muda yang memiliki karakter investasi risk taker atau agresif.
“Dari tingkat risiko investasi, tentu saja strategi teknikal
memiliki risiko yang lebih besar dibanding strategi fundamental. Tinggal para
investor memilih siap akan konsekuensi yang mana? High risk high return, low
risk, low return,” tutupnya. (*)
Belum ada Komentar untuk "Investor Disarankan Tetapkan Strategi Investasi Lewat Pengaturan Jangka Waktu"
Posting Komentar