Bursa Saham Kembali Dibayangi Tekanan
Lensamedan - Pertumbuhan ekonomi (GDP) China yang akan dirilis di pekan ini diperkirakan akan melambat di kuartal keempat tahun 2022, dan diproyeksikan akan mengalami perlambatan dikisaran 1.8%.
Perlambatan ekonomi China tentunya akan memicu potensi perlambatan di negara mitra dagang china termasuk Indonesia.
Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, selama sepekan kedepan, indeks harga saham gabungan (IHSG) dibayangi tekanan.
Potensi koreksi pada IHSG masih cukup terbuka meskipun sejumlah bursa di Eropa, Asia dan Amerika berkinerja positif pada penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya.
Perlambatan ekonomi China yang menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia akan memberikan rentetan masalah khususnya bagi kinerja pasar keuangan global.
“Namun, bisa saja nantinya bursa saham tidak seburuk atau justru bergerak positif dibandingkan kekhawatiran saya saat ini. Skenario itu terjadi manakala rilis data pertumbuhan ekonomi China justru lebih baik dari proyeksi saat ini. Akan tetapi jika IHSG terkoreksi maka pelaku pasar harus mencermati level support 6.568 yang bila ditembus berpeluang menciptakan technical correction lanjutan pada IHSG,” kata Gunawan di Medan, Minggu (15/1/2023).
Dikatakan Gunwan, selain rilis data PDB China, sepekan kedepan juga akan ada rapat Bank Indonesia yang akan menentukan besaran bunga acuan.
Belakangan ini rupiah mengalami penguatan yang signifikan terhadap US dolar, sehingga pada dasarnya BI 7 DRR dalam posisi yang tidak harus dinaikkan di bulan Januari ini.
Namun, dengan rencana The FED yang masih akan menaikkan besaran bunga acuannya, maka saya menilai bahwa potensi kenaikan bunga acuan BI akan berada dalam rentang 0 hingga 0.25%.
Untuk kinerja mata uang rupiah diproyeksikan masih akan tetap stabil dengan potensi penguatan di level 15.000 hingga 15.200 selama sepekan kedepan.
“Mata uang rupiah belakangan ini dinaungi sentimen positif seiring dengan keseriusan pemerintah untuk membawa pulang hasil devisa ekspor yang tersimpan di negara lain. Regulasi yang tengah dibuat tersebut tentunya memberikan harapan bahwa pasokan US dolar akan meningkat nantinya,” katanya.
Sementara itu, harga emas dunia masih memiliki kesempatan untuk mengalami penguatan lanjutan. Meskipun sejauh ini sentimen yang ada untuk mendorong penguatan harga emas sangat terbatas.
Sehingga harga emas diproyeksinya akan bergerak dalam rentang US$1.875 hingga US$1.930 per ons troy nya selama sepekan kedepan. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk " Bursa Saham Kembali Dibayangi Tekanan"
Posting Komentar