Tertopang Momentum Lebaran, Indo Premier Rekomendasikan 7 Saham dari 4 Sektor untuk Trading Minggu Ini


Lensamedan - Terdampak koreksi sektor teknologi sebesar -2,9% yang disusul sektor consumer non-cyclicals dan kesehatan masing-masing sebesar -2,7%, menjadi penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu melemah tipis sebesar -0,2%.

Menariknya, laju pelemahan IHSG minggu lalu tak terlalu dalam karena masih tertahan sektor energi dan finansial yang menguat sebesar 0,3%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Rifqi Satria Dinandra, menilai kalau flashback ke minggu lalu maka akan didapati 4 sentimen yang memengaruhi laju IHSG.

Keempat sentimen tersebut adalah inflasi domestik, PMI Manufaktur, IndiHome spin-off dan kenaikan harga komoditas energi. 

Rifqi menjelaskan inflasi umum pada minggu lalu lebih rendah dibandingkan konsensus 5,07% dari sebelumnya 5,47%, begitu juga dengan inflasi inti yang lebih rendah dibandingkan konsensus 3,02% dari sebelumnya 3,09%.

"Inflasi selama bulan Ramadan tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya kecuali pada 2020 dan 2021, dengan andil inflasi tertinggi pada kelompok transportasi," katanya di Jakarta, Senin (10/4/2023).

Terkait PMI Manufaktur Maret 2023, ia menegaskan sektor manufaktur memang ekspansif selama 19 bulan berturut-turut. 

Ekspansi pada sektor manufaktur berjalan semakin cepat, dimana PMI Manufaktur meningkat dari 51,2 pada bulan sebelumnya menjadi 51,9.

Sentimen lainnya yakni IndiHome Spin-off, dimana TLKM telah menandatangani perjanjian pemisahan bersyarat dengan PT Telkomsel pada Kamis, 6 April 2023. Spin off tersebut dilakukan sebagai upaya restrukturisasi korporasi serta melakukan transformasi bisnis Indihome.

"Nilai segmen usaha Indihome yang dipisahkan adalah Rp58,24 triliun dan kepemilikan saham TLKM di Telkomsel meningkat dari awalnya sebesar 65 persen menjadi 69,9 persen. Alhasil, saham TLKM pada minggu lalu menguat 4,7 persen," terangnya.

Sentimen terakhir dari minggu lalu adalah kenaikan harga komoditas energi, seperti minyak mentah dan batu bara, yang melonjak. 

Lonjakan terjadi setelah OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyak sampai lebih dari 1 juta barel per harinya. Alhasil, harga komoditas subtitusi seperti batu bara ikut mengalami kenaikan dan menjadi pemicu kekhawatiran jika inflasi akan kembali tinggi.

Selanjutnya, terkait sentimen pada minggu ini, ia menyebutkan ada sentimen cadangan devisa, IKK (Indeks Keyakinan Konsumen), survei penjualan ritel serta inflasi AS dan FOMC Minutes. Ia berpandangan bahwa indeks keyakinan konsumen dan survei penjualan eceran diperkirakan akan meningkat seiring dengan adanya momentum Lebaran.

Terkait sentimen inflasi AS dan FOMC Minutes, Rifqi menjelaskan PCE bulan lalu yang menunjukkan penurunan bisa memberikan insight bahwa inflasi AS bisa kembali turun. Adapun konsensus inflasi di level 5,1%. 

Dihadapkan pada data-data yang menopang momentum Lebaran, ia pun merekomendasikan buy untuk trading #CariBebasmu hingga 14 April 2023 mendatang pada 7 saham dari 4 sektor berikut ini, yakni Sektor Infrastruktur (TLKM: Support 4,130, Resistance 4,470 dan JSMR: Support 3,340, Resistance 3,460), Sektor Finance (BBRI: Support  4,800, Resistance 4,920 dan BBNI: Support 9,225, Resistance 9,625), Sektor Cyclic (LPPF: Support 4,930, Resistance 5,250 dan RALS: Support 650, Resistance 700) dan Sektor Energi (AKRA: Support 1,540, Resistance 1,650). (*)


(Jakarta)


Belum ada Komentar untuk "Tertopang Momentum Lebaran, Indo Premier Rekomendasikan 7 Saham dari 4 Sektor untuk Trading Minggu Ini"

Posting Komentar

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut-Pemkab Labuhanbatu Resmikan Program EMBRIO

LensaMedan - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut melalui Sales Area Retail Sibolga meresmikan Program Empower B2B Market Service Oppo...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel