Mau Trading Minggu Ini? Simak 19 Saham yang Direkomendasikan Indo Premier
Lensamedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan market minggu lalu di 0.1%.
Kinerja positif ini tertopang sektor barang baku, teknologi dan energi sebesar 1,7%,
Sementara itu sektor yang melemah yakni sektor properti dan real estat-2,1%, konsumer non-primer -0,8% dan konsumer primer -0,6%.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino, menjelaskan, pada minggu lalu terdapat 4 sentimen positif yang menopang IHSG.
Yakni kenaikan harga komoditas, berlanjutnya tren penurunan inflasi di Amerika, dipertahankannya Fed Fund Rate dan rencana pembagian dividen.
"Komoditas yang naik signifikan pada minggu lalu adalah nikel, timah, CPO, dan tembaga. Komoditas naik karena melemahnya nilai tukar dolar terhadap mata uang utama lainnya seiring dipertahankannya Fed Fund Rate dan solidnya data ekonomi Amerika. Selain itu, stimulus di China mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik dari saat ini," kata Mino di Jakarta, Senin (19/6/2023).
Terkait berlanjutnya tren penurunan inflasi di Amerika, inflasi di Amerika pada Mei kembali turun menjadi 4% yoy dari bulan sebelumnya 4.9% yoy.
Angka inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2021 dan di bawah ekspektasi pasar 4.1% yoy seiring turunnya harga energi.
Sementara itu inflasi inti yang mengeluarkan komponen harga bergejolak seperti makanan dan energi juga tercatat melambat menjadi 5.3% yoy dari sebelumnya di bulan Maret 5.5%.
"Inflasi inti ini merupakan yang terendah sejak Novemver 2021 dimana waktu itu tercatat sebesar 4.9% yoy untuk kemudian bergerak naik mencapai level tertingginya di September 2022 sebesar 6.6% yoy," sebutnya.
Ia menambahkan tidak berbeda dengan inflasi di tingkat konsumen, inflasi di tingkat produsen juga melanjutkan tren penurunannya dimana pada bulan Mei tercatat sebesar 1.1% yoy.
"Angka inflasi di tingkat produsen tersebut lebih rendah dari sebelumnya dan ekspektasi yang masing-masing 2.3% yoy dan 1.5% yoy," terangnya.
Selanjutnya seiring dengan ekspektasi pasar, The Fed akhirnya menghentikan sementara kenaikan suku bunga acuan seiring berlanjutnya tren penurunan inflasi meskipun masih jauh dari target.
The Fed memberikan sinyal masih adanya peluang kenaikan suku bunga acuan sebanyak 2 kali masing-masing sebesar 25 bps namun tergantung data ekonomi Amerika.
Meskipun demikian The Fed belum menentukan sikap untuk pertemuan Juli mendatang.
Sentimen positif lainnya yakni rencana pembagian dividen PTBA. RUPST PTBA memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp12.56 triliun atau 100% dari laba bersih tahun 2022.
"Setiap pemegang saham PTBA akan mendapat dividen Rp1,094. Jika dibandingkan dengan harga penutupan pada saat di selenggarakannya RUPST yaitu Rp3,630 maka imbal hasil dividennya setara dengan 30%," terangnya.
3 Sentimen Negatif Minggu Lalu
Sementara itu sentimen negatif pada minggu lalu yang menghambat laju IHSG yakni turunnya penjualan ritel April, lebih rendahnya surplus neraca perdagangan Mei dan aksi jual investor asing.
Mino menjelaskan penjualan ritel April tercatat tumbuh 1.5% yoy lebih lambat dari bulan sebelumnya 4.9% yoy, namun merupakan kenaikan ketiga kalinya secara berturut-turut.
Kinerja penjualan ritel yang tumbuh positif terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada Kelompok Budaya dan Rekreasi, serta Subkelompok Sandang.
Terkait lebih rendahnya surplus neraca perdagangan Mei yakni turun menjadi US$0.44 miliar dari sebelumnya US$3.94 miliar.
Surplus neraca perdagangan yang lebih rendah tersebut disebabkan pertumbuhan impor (14.35% yoy) yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor (0.96% yoy).
Sementara itu aksi jual investor asing pada minggu lalu, jual bersih mencapai sebesar Rp2.26 triliun lebih besar dari minggu sebelumnya yang net sell Rp0.34 triliun.
BBCA mencatatkan nilai jual bersih terbesar selama sepekan yaitu sebesar Rp614 miliar disusul TLKM Rp487 miliar, BMRI Rp349 miliar. Sementara itu dari awal tahun asing masing membukukan nilai beli bersih Rp13.36 triliun.
Penopang Market Minggu Ini
Trader wajib memerhatikan sentimen pada minggu ini sebelum trading.
Dari domestik ada sentimen terkait suku bunga acuan, dimana berdasarkan konsensus, Bank Indonesia diprediksi akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75% seiring berlanjutnya penurunan inflasi domestik dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah.
Selain itu ada pula sentimen pertumbuhan kredit perbankan, dimana sejak Februari 2023 pertumbuhan kredit perbankan menunjukkan adanya tren penurunan dimana pada April lalu tercatat tumbuh 8.08% lebih rendah dari sebelumnya yang tumbuh 9.93%.
Data pertumbuhan kredit tersebut merupakan salah satu indikator dari prospek kinerja emiten di sektor keuangan.
Sementara itu dari eksternal ada pidato sejumlah tokoh penting yang berpotensi memengaruhi market.
Sentimen eksternal lainnya yang juga wajib diperhatikan yakni perkembangan harga komoditas.
Dihadapkan pada data-data dan sentimen di atas Indo Premier merekomendasikan 19 saham untuk trading #CariBebasmu pada minggu ini hingga 23 Juni 2023 yakni BBRI (Support: 5.375, Resistance: 5.800), BMRI (Support:5.000, Resistance: 5.250), ADHI (Support: 402, Resistance: 488).
WIKA (Support: 462, Resistance: 540), PTPP (Support: 550, Resistance: 630), ANTM (Support: 1.975, Resistance: 2.150), INCO (Support: 6.300, Resistance: 6.875), TINS (Support: 910, Resistance: 1.040), TKIM (Support: 5.900, Resistance: 6.675).
INKP (Support: 7.400, Resistance: 8.500), AKRA(Support: 1.390, Resistance: 1.500), KLBF (Support: 2.050, Resistance: 2.150), ASII (Support: 6.675, Resistance: 5.025).
ADRO (Support: 2.120, Resistance: 2.500), PTBA (Support: 3.390, Resistance: 4.240), SCMA (Support: 145, Resistance: 180), AALI (Support: 7.325, Resistance: 7.850).
SIMP (Support: 396, Resistance: 418) dan LSIP (Support: 1.000, Resistance: 1.050). (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Mau Trading Minggu Ini? Simak 19 Saham yang Direkomendasikan Indo Premier"
Posting Komentar