MUI Langkat : Wanita Jadi Imam Shalat, Pemilik Konten Jangan Mainkan Agama
Lensamedan - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Langkat, H. Zulkifli Ahmad Dian LC, MA, mengimbau masyarakat Kabupaten Langkat agar tidak terprovokasi terkait bereedarnya video yang memperlihatkan seorang wanita menjadi imam Shalat dan diikuti jamaah laki-laki.
Zulkifli mengatakan bahwa di Kabupaten Langkat tidak ada Pondok Pesantren Al-Kafiah, seperti tergambar di video yang diproduksi oleh Padepokan Sendang Sejagat.
"Kita harapkan kepada masyarakat luas, pada umumnya dan terkhusus masyarakat di Kabupaten Langkat, agarv tidak cepat terprovokasi atau terpesona dengan ajaran yang menyeleneh tertentu atas nama Islam," kata Zulkifli saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (2/7/23) siang.
Zulkifli juga mengimbau kepada seluruh masyarakat, jika ada mengetahui dan melihat aktivitas pendidikan yang sifatnya, menyeleneh dan menyimpang untuk segara melaporkannya dan berkoordinasi dengan ustad dan MUI setempat.
"Kita sudah berdakwah terlebih dahulu, bahwa dalam melaksanakan ajaran agama itu, sudah kita prinsipnya terkait aqidah, amal ibadah. Ada 10 hasil konferensi MUI se-Indonesia, beberapa tahun lalu tentang kriteria ajaran keliru atau amalan yang sesat, bisa nanti di lihat. Itu sudah kita sampaikan di tengah masyarakat," sebut Zulkifli.
Dengan adanya peristiwa ini, Zulkifli kembali mengingatkan dan mengimbau kepada konten kreator, untuk tidak membawa-bawa agama dalam pembuatannya hasil karyanya, katrena berdampak negatif di tengah masyarakat.
"Yang kedua, kalau ada pemilik konten, dari hasil apa mereka buat di YouTube. Kalau mendapatkan nilai ekonomi atau cuan tertentu. Kita berharap jangan lah mainkan agama ini. Masalah tauhid, amal ibadah kita. Apa lagi, itu terkait dengan amal ibadah kita," himbau Zulkifli.
Zulkifli berharap peristiwa seperti ini jangan ada terulang lagi. Jangan membuat konten video yang bisa memberikan dampak negatif dan dapat meresahkan masyarakat.
"Masyarakat ingin nyaman dan aman. Cukup lah, apa yang terjadi ini. Kita berharap, sesuatu yang sakral seperti agama, ibadah, syariat kita tidak menjadi mainan. Meskipun bisa menghasilkan uang, diminta masyarakat tidak tergiur untuk mengikuti," kata Zulkifli.
Diketahui sebelumnya, dalam video klarifikasi tersebut, pimpinan Padepokan Sendang Sejagat, Sunaryo alias Mamaz Karyo, mengungkapkan bahwa video itu, merupakan video hiburan atau video konten berupa film pendek di YouTube dengan judul "Pesantren Sesat Dapat Menghapus Dosa".
"Dalam kesempatan ini, saya disaksikan oleh pihak-pihak terkait, ada bapak dari bapak Kapolsek, bapak Koramil bapak Camat, bapak Ketua MUI. Disini saya klarifikasi terkait video yang viral. Yang mana mereka, yang telah memotong-motong video yang kami buat," sebut Mamaz Karyo dalam video klarifikasi nya, Sabtu (1/7) malam.
Mamaz Karyo menjelaskan bahwa video ini memberikan edukasi kepada masyarakat luas, agar tidak terpengaruh dengan mengatasnamakan agama. Ia mengungkapkan dalam video itu, menggambarkan seorang guru Ponpes menjanjikan dapat menghapus dosa pengikutnya dengan membayar uang sebesar Rp50 juta.
"Yang mana video yang aslinya, ada Chanel kami. Kami sengaja, kami buat untuk perfilman atau arti kata sinetron berseri. Nah apa kami buat itu, sebagai contoh kita umat Islam jangan terpengaruh dengan ponpes dan pesantren, atau pun kata-kata islami atau makai ayat-ayat Allah. Tapi, manipulasi, makanya saya buat untuk edukasi dan pelajaran," kata Mamaz Karyo.
Mamaz Karyo mengatakan bahwa film itu, ditayangkan khusus YouTube mereka dan untuk hiburan, bisa diambil edukasi dan mengambil pelajarannya.
"Saya sangat menyayangkan, dunia media sosial, memotong-motong video kami, dengan kata-kata menyeleneh, pengalih isu dan lainnya. Jujur, saya sedikit beban. Memotong video tersebut, tapi tidak menyertakan link aslinya," ucap Mamaz Karyo.
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "MUI Langkat : Wanita Jadi Imam Shalat, Pemilik Konten Jangan Mainkan Agama "
Posting Komentar