Indikator Inflasi AS Kembali Mengecewakan, Pasar Keuangan di Asia Melemah
Pada bulan Februari, secara bulanan inflasi produsen naik menjadi 0.6%, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 0.3%.
Rilis data inflasi tersebut menjadi kabar yang tidak menyenangkan bagi pasar keuangan, karena pelaku pasar justru kembali pesimis, dan berspekulasi bahwa pemangkasan suku bunga acuan justru akan kembali ditunda.
Hal ini menurut Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin telah memicu penurunan kinerja pasar saham di AS maupun di Asia pada perdagangan pagi ini.
“Dan turut memicu kenaikan imbal hasil US Treasury seiring memudarnya ekspektasi pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat ini,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (15/3/2024).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah di kisaran level 7.392, sementara mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan di kisaran level 15.630 per Dolar Amerika.
Pelaku pasar disebutkan pria berkaca mat aini tengah menanti rilis data neraca perdagangan pada bulan Februari.
“Meskipun data tersebut diproyeksikan tidak akan berpengaruh besar terhadap kinerja pasar keuangan, namun rilis data neraca perdagangan yang solid akan membantu pasar keuangan di tanah air melawan tekanan pasar di akhir pekan,” sebutnya.
Sementara itu, kinerja harga emas di sesi perdagangan pagi ini juga terus mengalami pelemahan. Harga emas kembali melemah seiring dnegan memburuknya kinerja pasar keuangan pada perdagangan pagi ini.
Harga sejauh ini ditransaksikan dikisaran level US$2.162 per ons troy nya, atau masih relatif mampu bertahan dari tekanan, meskipun cenderung melamah pada hari ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Indikator Inflasi AS Kembali Mengecewakan, Pasar Keuangan di Asia Melemah"
Posting Komentar