Belum Mampu Bangkit,Volume Ekspor Karet Sumut Turun 20,14%


Lensamedan - Volume ekspor karet alam asal Sumatera Utara (Sumut) pada April 2024 naik tipis 2,06% menjadi sebesar 17.878 ton jika dibanding bulan sebelumnya. 

Tetapi kenaikan ini tidak signifikan dibandingkan YoY terhadap 2023 dimana terjadi penurunan sebesar 20.14%. 

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, bila melihat rata-rata normal volume ekspor bulanan sekitar 42 ribu ton (mampu sampai 50 ribu ton) maka terlihat kinerja ekspor karet Sumut terus mengalami pelemahan. 

Dari sisi produksi, kinerja industri karet SUMUT terlihat penurunan tipis sebesar 0,84%.

“Selama ini faktor sepinya permintaan merupakan pemicu utama, namun saat ini, faktor lain yang turut mempanguruhi kinerja ekspor adalah keharusan dari buyer agar setiap partai karet yang diekspor harus mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR,” ujar Edy di Medan, Sabtu (11/5/2024).

Edy menyebutkan, dampak yang lebih besar lagi bahwa negara tujuan non-Eropa juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR, sebab buyernya adalah industri ban dimana produk ban ini yang akan dipasarkan ke Eropa juga harus memenuhi regulasi EUDR.

“Kesulitan pabrik memenuhi regulasi EUDR mengakibatkan volume ekspor menurun. Salah seorang pengusaha menyebutkan bahwa sulit memenuhi regulasi EUDR tanpa bantuan pemerintah dalam hal legalitas lahan dan database petani karet,” sebutnya. 

Ekspor pada pengapalan April 2024, ada 21 negara tujuan ekspor, adapun lima posisi teratas adalah Jepang 26,63%;  Amerika Serikat 26,49%; Canada 7,45%;  Brazil 6,99%; dan  Polandia 4,66%.

“Sementara jika dihitung secara keseluruhan, ekspor ke Eropa untuk April tercatat sebesar 21% dengan negara tujuan Belgia, Jerman, Italia, Luksemburg, Polandia, Slovenia, Turki, UK, dan Spanyol. Ekspor tersebut adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban,” tambahnya. 

Jika dilihat dari sisi produksi, lanjut Edy, kinerja industri karet Sumut terlihat mengalami penurunan tipis sebesar 0,84%.

Terjadinya penurunan produksi yang diakibatkan pasokan BOKAR yang semakin terbatas masih terus berlanjut, juga masih dipengaruhi musim kemarau dan diselingi dengan hujan yang tak menentu.

“Selain gangguan penyakit gugur daun dan berkurangnya kebun karet, produksi karet pada Mei ini diperkirakan masih terganggu akibat hujan yang tidak menentu,” imbuhnya.

Harga karet SIOCM-TSR20 rata-rata bulanan April sebesar 162,45 sen AS per kg atau telah menigkat sebesar 9,73 sen dari rataan bulan Januari. (*)


(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Belum Mampu Bangkit,Volume Ekspor Karet Sumut Turun 20,14%"

Posting Komentar

Groundbreaking Teras Hutan Kota IKN, Presiden Jokowi Optimis Tarik Investasi Baru

LensaMedan - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Teras Hutan Kota Ibu Kota Nusantara...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel