Harga Emas Naik, Sementara IHSG dan Rupiah Melemah
Lensamedan - Harga emas mengalami kenaikan seakan memberikan gambaran bahwa Gubernur Bank Sentral AS kemungkinan akan memberikan sinyal dovish dalam pidatonya malam nanti.
Harga emas ditransaksikan menguat dikisaran US$2.347 per ons troy pada perdagangan sore hari ini. Meski demikian, kinerja pasar keuangan di tanah air justru ditutup di zona merah.
Data penjualan ritel pada bulan Maret mengalami kenaikan menjadi 9.3%, namun tidak mampu mendorong penguatan pada kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun Rupiah pada hari ini.
IHSG ditutup melemah 0.22% di level 7.083,76 walaupun melemah, asing tercatat membukukan transaksi beli bersih senilai Rp903 miliar pada perdagangan hari ini.
Sementara mata uang Rupiah juga ditutup melemah di level 16.095 per Dolar AS. Bahkan Rupiah sempat melemah hingga ke level 16.130 per Dolar AS selama sesi perdagangan hari ini.
"Rupiah mampu mengurangi kerugiannya, meskipun tetap melemah dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Tekanan Rupiah bisa saja mengalami peningkatan jika sinyal hawkish justru digaungkan oleh Bank Sentral AS," ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (14/5/2024).
Dari sejumlah indikator keuangan di pasar keuangan negara lain, kata Gunawan, pasar keuangan terpantau bergerak sideways di sesi perdagangan sore.
Pasar mengambil posisi wait and see hingga pidator Gubernur The FED dan rilis data inflasi di pekan ini dipublikasikan.
"Ketidakpastian kembali menyelimuti pasar ditengah munculnya spekulasi bahwa The FED masih mungkin menaikkan bunga acuannya," tandasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Harga Emas Naik, Sementara IHSG dan Rupiah Melemah"
Posting Komentar