Rupiah dan IHSG Menguat Meski Rawan Koreksi
Lensamedan – Pelaku pasar pada perdagangan hati ini menanti data neraca dagang di tanah air. Data tersebut sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan domestik khususnya mata uang Rupiah.
Sementara dari Amerika Serikat, pidato Gubernur Bank Sentral AS diterjemahkan sebagai kemungkinan bahwa Bank Sentral AS tidak akan menurunkan bunga acuannya di tahun ini.
Spekulasi tetap ditahannya bunga acuan The FED juga tidak membuat imbal hasil US Treasury mengalami penguatan.
Semuanya terpantau stabil, pasar tidak mengambil tindakan terlalu jauh dengan melepas aset-aset di pasar keuangan.
“Spekulasi terkait kemungkinan ditundanya penurunan suku bunga belum memberikan tekanan pada mata uang Rupiah. Dan sejauh ini di sesi perdagangan pagi, mata uang Rupiah terpantau mengalami penguatan di level 16.080 per Dolar AS,” ujar Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Rabu (15/5/2024).
Selain Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini disebutkan Gunawan juga terpantau mengalami penguatan dengan ditransaksikan dikisaran 7.100 pada sesi perdagangan pagi.
Data neraca dagang akan menjadi pembeda bagi pasar keuangan. Dan pada hari ini baik IHSG dan Rupiah masih berpeluang untuk ditransaksikan di zona merah.
Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.050 – 16.100, sementara IHSG masih berpeluang bergerak dalam rentang 7.070 hinga 7.120 di hari ini.
“Selain data neraca dagang, pelaku pasar juga menanti rilisa data inflasi konsumen AS. Data tersebut yang nantinya akan lebih banyak mempengaruhi sikap pelaku pasar,” sebutnya.
Sementara itu, harga emas juga tidak begitu terpengaruh dengan spekulasi yang berkembang terkait kebijakan The FED nantinya.
Meskipun terpantau melemah dibandingkan sesi perdagangan waktu AS, harga emas pagi ini ditransaksikan US$2.357 per ons troy, lebih tinggi dibanadingkan perdagangan sore kemarin. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk " Rupiah dan IHSG Menguat Meski Rawan Koreksi"
Posting Komentar