Tensi Geopolitik di Timur Tengah Memanas, Harga Emas Turun
Lensamedan - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1.08% di level 7.253,62, dimana asing membukukan transaksi jual bersih senilai Rp10 miliar.
IHSG sempat menyentuh level 7.308 sebagai level tertinggi pada perdagangan hari ini, dan menyentuh 7.228 sebagai level yang paling rendah.
"IHSG kembali bergerak anomali dengan mengalami penguatan, ditengah kinerja mayoritas bursa di Asia yang ditutup di zona merah," ujar Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (28/5/2024).
Berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang rupiah dikatakan Gunawan ditutup melemah di level 16.085 per Dolar AS.
Selain menguat terhadap mata uang Rupiah, Dolar AS juga terpantau mengalami penguatan terhadap Dolar Hong Kong Kong, Rupe India hingga Yuan China.
"Secara keseluruhan, minimnya agenda ekonomi pada perdagangan hari ini membuat kinerja pasar keuangan lebih banyak dipengaruhi faktor teknikal dibandingkan dengan fundamental," katanya.
Pada dasarnya, lanjut Gunawan, ada sejumlah sentimen negatif yang bisa memperburuk kinerja pasar keuangan.
Meluasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, dimana terjadi kontak senjata antara Mesir dengan Israel di perbatasan sangat potensial memicu tekanan pada pada IHSG maupun Rupiah.
"Namun sejauh ini dampak dari memburuknya hubungan kedua negara tersebut belum begitu dirasakan oleh pasar keuangan di tanah air," tambahnya.
Di sisi lain, kinerja harga emas yang seharusnya diuntungkan oleh konflik yang meluas, nyatanya sampai sejauh ini belum mendorong penguatan harga emas.
Harga emas justru diperdagangkan lebih rendah dikisaran US$2.342 per ons tory pada sesi perdagangan sore. Padahal kabar memanasnya tensi geopolitik bukan hanya terjadi di wilayah Timur Tengah.
Namun kekhawatiran akan memanasnya hubungan China dan Taiwan juga mulai mencuat belakangan ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Tensi Geopolitik di Timur Tengah Memanas, Harga Emas Turun"
Posting Komentar