Cabai Merah Masih Pedas, Sumut Inflasi 0,48% di Bulan Mei
LensaMedan - Komoditi cabai merah, bawang merah dan juga daging ayam ras memberi andil yang cukup signifikan untuk inflasi Sumatera Utara (Sumut) di bulan Mei 2024 ya.
Berdasarkan penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, cabai merah memberi andil 0,37%, kemudian bawang merah sebesar 0,23% dan daging ayam ras sebesar 0,08%.
"Sehingga pada Mei 2024 terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 4,26% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,10. Sementara inflasi month to month (mtm) sebesar 0,48%," ujar Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin usai memaparkan Berita Resmi Statistik, Senin (3/6/2024).
Hasan, demikian ia bisa dipanggil, menyebutkan, inflasi yoy tertinggi terjadi di Kabupaten Karo sebesar 5,37% dengan IHK sebesar 108,05, disusul Kabupaten Labuhanbatu sebesar 5,02% dengan IHK sebesar 110,46.
Kemudian di Kota Padangsidimpuan sebesar 4,38% dengan IHK 107,66, Kota Sibolga sebesar 4,15% dengan IHK sebesar 108,29, Kota Medan inflasi sebesar 4,14% dengan IHK 106,84.
Sementara Kabupaten Deliserdang mencatatkan inflasi sebesar 4,12% dengan IHK sebesar 106,49, Kota Pematangsiantar sebesar 3,99% dengan IHK sebesar 107,54.
"Dan inflasi terendah terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 3,51% dengan IHK sebesar 105,89," sebutnya.
Lebih jauh dikatakannya, inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran.
Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau (9,97%); kelompok pakaian dan alas kaki (2,33%); kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,53%); kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah
tangga (0,85).
Kelompok kesehatan (1,73 %); kelompok transportasi (0,80%); kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,14); kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (1,69%); kelompok pendidikan sebesar (1,54%).
"Dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,42%); dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,99)," terangnya.
Hasan menambahkan, seringnya cabai merah menjadi komoditi penyebab inflasi, selain dikarenakan komoditi yang memiliki masa panen, juga dikarenakan geografi wilayah Sumut yang memiliki perbedaan.
"Mulai dari dataran tinggi, kepulauan hingga dataran rendah, sehingga memiliki tantangan tersendiri dalam distribusi," tambahnya.
Selain faktor distribusi, faktor kebiasaan masyarakat yang lebih menyukai cabai merah segar juga faktor pendorong sulitnya mengendalikan harga cabai merah.
"Karena realitanya di pasar, berapapun harga cabai merah tetap dibeli, karena sudah menjadi kebiasaan," pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Cabai Merah Masih Pedas, Sumut Inflasi 0,48% di Bulan Mei "
Posting Komentar