IHSG dan Rupiah Menguat, Harga Emas Alami Tekanan
LensaMedan - Laju tekanan inflasi di tanah air mengalami penurunan. Berdasarkan rilis data oleh BPS (badan pusat statistik), indonesia membukukan deflasi sebesar 0.03% secara bulanan, dan secara tahunan turun menjadi 2.84%.
Kinerja inflasi yang membaik tersebut menurut Analis keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di tanah air.
Terpantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang Rupiah ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini.
IHSG pada penutupan perdagangan hari ini ditutup menguat 0.94% di level 7.036,19. Dan mayoritas bursa saham di Asia juga mengalami penguatan pada perdagangan hari ini.
Membaiknya data indeks manufaktur China (caixin manufacturing PMI) menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di Asia.
Indeks manufaktur China berada di level 51.7 pada bulan Mei atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya di level 51.5.
"Saham di sektor perbankan menjadi pendorong penguatan kinerja IHSG pada perdagangan hari ini," ujar Gunawan Benjamin, di Medan, Senin (3/6/2024).
Sementara itu, mata uang Rupiah ditutup menguat di level 16.225 per Dolar AS.
Kinerja Dolar AS sendiri di Asia dikatakan pria berkaca mata ini terpantau bergerak sangat variatif terhadap sejumlah mata uang di Asia pada perdagangan hari ini.
"Kinerja mata uang Rupiah membaik seiring dengan memburuknya imbal hasil US Treasury," katanya.
Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan melemah di level US$2.326 per ons troy nya.
Harga emas melemah seiring dengan memburuknya ekspektasi pemangkasan bunga acuan. Jika dirupiahkan harga emas saat ini ditransaksikan melemah dikisaran 1.2 juta per gramnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG dan Rupiah Menguat, Harga Emas Alami Tekanan "
Posting Komentar