IHSG Dibuka Menguat, Sementara Rupiah dalam Tekanan
Melompatnya imbal hasil US Treasury tersebut menurut Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menimbulkan kegelisahan pasar, dimana kenaikan imbal hasil US Treasury akan mendorong penguatan Dolar AS terhadap banyak mata uang dunia tanpa terkecuali Rupiah.
Kenaikan imbal hasil US Treasury itu sendiri juga tidak terlepas dari sikap pejabat The FED, yang menyatakan bahwa Bank Sentral AS belum siap untuk memangkas bunga acuannya. USD Index juga menguat ke level 106 seiring dengan sikap hawkish pejabat The FED.
Pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di level 16.415 per US Dolar.
“Celah bagi Rupiah untuk menguat sangat kecil pada perdagangan hari ini. Sehingga Rupiah berpeluang untuk ditransaksikan dalam kisaran sempit 16.400 hingga 16.445 per Dolar AS,” ujar Gunawan di Medan, Kamis (27/6/2024).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 6.927, di saat sejumlah bursa di Asia pada perdagangan pagi ini mayoritas ditransaksikan di zona merah.
Gunawan menyebutkan, IHSG belakangan ini cenderung bergerak menguat meskipun mata uang Rupiah berada dalam tekanan. Secara teknikal, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.870 hingga 6.930,
“Dan secara teknikal juga IHSG berpeluang untuk mengikuti kinerja bursa regional kebanyakan,” katanya.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan melemah di level US$2.299 per ons troy nya. Emas tertekan seiring dnegan sikap Bank Sentral AS yang kian jauh dari kemungkinan pemangkasan bunga acuan. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG Dibuka Menguat, Sementara Rupiah dalam Tekanan"
Posting Komentar