Tergerus Aturan EUDR, Eskpor karet Sumut Terus Menurun


LensaMedan - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara (Sumut), volume ekspor karet alam asal Sumut pada Mei 2024 turun  menjadi 15.620 ton atau turun 12,63% MoM dibanding bulan sebelumnya.

Sementara jika dilihat secara YoY, atau Mei 2024 dibanding Mei 2023, maka terjadi penurunan sangat tajam sebesar 46,39%.

"Dan bila melihat rata-rata normal volume ekspor bulanan sekitar 42 ribu ton, bahkan pada April 2011 mencapai 54 ribu ton, terlihat bahwa seiring dengan perjalanan waktu dari tahun ketahun kinerja ekspor karet Sumut terus mengalami pelemahan," sebut Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Selasa (18/6/2024).

Penurunan volume ekspor ini dikatakan Edy tentunya berdampak terhadap devisa hasil ekspor Sumut.

Pelaku usaha industri pengolahan karet sebagai salah satu pemangku kepentingan terus berupaya agar volume ekspor dapat dipertahankan.

"Semoga pemangku kepentingan lainnya dapat memberikan perhatian terhadap komoditi ini, " harapnya.

Selain faktor sepinya permintaan, lanjut Edy, pemicu utama anjloknya volume  ekspor adalah adanya ketentuan dari buyer agar setiap partai karet yang diekspor harus mengikuti regulasi anti deforestasi Eropa yang dikenal dengan EUDR.

Ekspor ke Eropa untuk pengapalan bulan Mei ke sebesar 18,68% dengan 10 negara tujuan, yaitu Polandia, Luksemburg, Jerman, Slovenia, Belgia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, dan Finlandia.

Ekspor tersebut adalah karet remah (berupa SIR/TSR) untuk bahan baku pembuatan ban.

Dampak yang lebih besar lagi bahwa negara tujuan non-Eropa juga mempersyaratkan pemenuhan EUDR, sebab buyernya adalah industri ban dimana produk ban ini yang juga akan dipasarkan ke Eropa harus memenuhi regulasi EUDR.

"Kesulitan pabrik memenuhi regulasi EUDR mengakibatkan volume ekspor menurun drastis. Pelaku usaha tidak dapat berbuat banyak memenuhi regulasi EUDR tanpa bantuan pemerintah dalam hal legalitas lahan dan database petani karet," kata Edy melanjutkan.

Ekspor pada pengapalan Mei 2024, ada 25 negara tujuan ekspor. adapun 5 posisi teratas adalah Jepang (31,31%); Amerika Serikat (26,28%); Canada (7,68%); Polandia (6,45%); dan Luksemburg (3,87%).

Pabrik pengolahan karet juga masih sulit mendapatkan bahan baku karena adanya gangguan cuaca, belakangan ini sering terjadi hujan dan mengakibatkan produksi dari kebu karet berkurang.

Harga karet SIOCM-TSR20 rata-rata bulanan Mei sebesar 168,74 sen AS per kg atau naik sebesar 6,3 sen dari rataan bulan April.

Saat ini wilayah Sumut sudah pulih dari musim gugur daun tahunan, namun akibat adanya gangguan cuaca berupa hujan yang tidak menentu diperkirakakan pasokan bahan olah karet (BOKAR) bulan ini masih terbatas. (*)

(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Tergerus Aturan EUDR, Eskpor karet Sumut Terus Menurun "

Posting Komentar

PB PON XXI Wilayah Sumut Gelar Pameran Foto

LensaMedan - Panitia Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Wilayah Sumatera Utara (Sumut)  menggelar pameran foto Pekan Olahraga Nasi...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel