Awal Pekan, IHSG Dibuka Menguat


LensaMedan - Laju tekanan inflasi konsumen di Amerika Serikat (AS) naik melebihi ekspektasi. Inflasi inti AS pada bulan Juni berada di level 2.6% atau lebih tinggi dari ekspektasi 2.5%. 

Meskipun inflasi AS secara keseluruhan pada bulan Juni YoY masih sama dengan ekspektasi di level 2.5%, kinerja inflasi AS secara keseluruhan menunjukan bahwa kinerja ekonomi AS masih cukup kuat.

Ekspektasi pemangkasan bunga acuan AS kian memudar, meskipun sejauh ini ekspektasi yang berkembang menunjukan bahwa Bank Sentral AS atau The FED akan memangkas besaran bunga acuannya pada bulan September mendatang. 

Dan dalam sepekan kedepan, akan ada banyak agenda ekonomi yang akan dirilis. Pada hari Kamis akan ada rilis data inflasi AS, kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The FED. 

Selain itu, akan ada juga sejumlah rilis data penting lainnya seperti kinerja manufaktur hingga rilis data ketenaga-kerjaan. 

Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, dengan realisasi laju tekanan inflasi yang masih cukup kuat tersebut, maka Dolar AS masih berpeluang untuk menguat terhadap mata uang utama dunia tanpa terkecuali Rupiah.

Pada perdagangan awal pekan ini, mata uang Rupiah kembali di ditransaksikan melemah di sesi pembukaan di level 16.290 per Dolar AS. 

Meskipun tidak bertahan lama dan selang sekitar beberapa menit Rupiah kembali menguat tipis di level 16.280 per Dolar AS. 

“Rupiah pada perdagangan hari ini berpotensi bergerak dalam rentang 16.250 hingga 16.295 per Dolar AS,” ujarnya di Medan, Senin (29/7/2024).

Sementara itu, lanjut Gunawan, kinerja mayoritas bursa di Asia ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 7.309 pada sesi pembukaan perdagangan. 

IHSG berpeluang berada dalam zona hijau selama sesi perdagangan hari ini, dan diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.300 hingga 7.370.

Sejauh ini, pelaku pasar seperti tengah mendapatkan angina segar terkait rencana pemangkasan bunga acuan The FED pada September mendatang. 

Ekspektasi tersebut masih terlalu dini, yang justru memunculkan resiko koreksi pada pasar keuangan dalam waktu dekat. Terlebih jika pada Kamis mendatang, The FED justru memberikan sinyal sebaliknya.

“Mengambil posisi wait and see menjadi langkah yang lebih rasional ditengah ancaman kemungkinan sikap The FED yang bisa saja berubah nantinya. Terlebih sejumlah data ekonomi AS belum mendorong kemungkinan pemangkasan bunga acuan,” katanya. 

Sementara itu, harga emas mengalami penguatan di level US$2.390 per ons troy pada sesi perdagangan pagi ini. (*)



(Medan)

Belum ada Komentar untuk "Awal Pekan, IHSG Dibuka Menguat"

Posting Komentar

Bank Muamalat-BMM Resmikan Gerobak UMKM dan Kafalah Da’i  

LensaMedan – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk bersama Baitulmaal Muamalat (BMM) menginisiasi program Bantuan Gerobak bagi pelaku Usaha Mikro,...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel