Inflasi AS Lebih Rendah dari Ekspektasi, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat
LensaMedan - Progres laju tekanan inflasi Amerika Serikat (AS) membaik dan kian mendekati sasaran target Bank Sentral AS 2%.
Laju tekanan inflasi AS lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya, dimana masing masing membukukan inflasi yang lebih rendah 0.1% dari ekspektasi. Laju tekanan inflasi inti sebesar 3.4% dan inflasi pada umumnya berada di level 3%.
Namun respon pasar saham disebutkan Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin justru tidak sebaik yang diharapkan. Bursa di AS bergerak mixed, bahkan Nasdaq ditutup turun 1.95%.
Demikian halnya juga dengan sejumlah bursa di Asia, bursa Nikkei Jepang mengalami koreksi yang cukup dalam, sementara Hang Seng China dibuka menguat cukup signifikan setelah kerugian besar pada perdagangan sehari sebelumnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka menguat di level 7.336, namun, penguatan ini diragukan akan mampu bertahan di zona hijau selama sesi perdagangan berlangsung. Mengingat tidak banyak bursa saham global yang menguat signifikan pasca rilis data inflasi AS.
Ditambah lagi secara teknikal IHSG sudah memasuki area jenuh beli, sehingga memugkinkan terjadinya koreksi sehat.
“Sehingga saya melihat IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.270 hingga 7.350 pada perdagangan hari ini,” ujar Gunawan di Medan, Jumat (12/7/2024).
Di sisi lain kata Gunawan, mata uang Rupiah diperdagangkan menguat hingga ke level 16.150 per Dolar AS. Rupiah diuntungkan dengan melandainya data inflasi AS.
Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 16.120 hingga 16.170 per Dolar AS.
“Termasuk juga menguntungkan harga harga emas yang ditransaksikan menguat ke level US$2.407 per ons troy nya,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Inflasi AS Lebih Rendah dari Ekspektasi, IHSG dan Rupiah Dibuka Menguat "
Posting Komentar