Pasar Saham Asia Tertekan Manufaktur China, IHSG masih Mampu Menguat
LensaMedan - Kinerja mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini mengalami penguatan. Selain itu, kinerja mata uang di Asia juga banyak yang menguat terhadap mata uang Dolar AS.
Meskipun menguat, sejumlah pasar keuangan di Asia bergerak sideways, demikian juga mata uang di Asia yang menguat terbatas.
Melemahnya imbal hasil US Treasury, serta melemahnya kinerja USD Index menjadi katalis positif bagi kinerja pasar keuangan di Asia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pembukaan perdagangan pagi ini dibuka menguat di level 7.251, dan berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.200 - 7.270. S
Sementara untuk kinerja mata uang rupiah, pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah di level 16.310 per Dolar AS. Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.270 hingga 16.330 per US Dolar selama sesi perdagangan hari ini.
Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, agenda ekonomi yang memberikan pengaruh besar bagi kinerja pasar keuangan adalah data kepercayaan konsumen AS, dimana indeksnya mengalami penguatan di atas level 100.
Sementara itu, kinerja manufaktur China masih mengalami kontraksi pada bulan Juli, dimana indeks manufakturnya berada di level 49.4. Data tersebut menjadi sentimen negatif bagi pasar di Asia hari ini.
Di sisi lainnya, pelaku pasar di Asia juga tengah menanti kebijakan Bank Sentral Jepang atau BoJ, yang akan menetapkan besaran bunga acuannya.
Selebihnya, pasar keuangan akan disuguhkan data inflasi AS pada perdagangan besok yang menjadi penggerak pasar selanjutnya.
Sementara itu, harga emas terpantau mengalami penguatan dibandingkan dengan harga kemarin di level US$2.407 per ons troy. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Pasar Saham Asia Tertekan Manufaktur China, IHSG masih Mampu Menguat "
Posting Komentar