Data Inflasi AS Belum Jadi Kabar Baik, IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah
Sejumlah saham konstruksi seperti ADHI, PTPP serta saham sektor perbankan seperti BBNI dan BMRI mendorong pelemahan IHSG, hingga akhirnya ditutup turun 0,36% di level 7.409,51.
“Kinerja IHSG pada hari ini bergerak anomali, dimana mayoritas bursa di Asia justru banyak yang ditutup menguat,” ujar Analis keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Kamis (15/8/2024).
Sementara itu, mata uang Rupiah yang pada awal sesi perdagangan diperdagangkan di zona hijau, bahkan sempat menguat hingga ke level 15.600, berbalik arah dan ditutup melemah di level 15.690 per Dolar AS.
Kinerja mata uang di Asia bergerak sangat variatif terhadap Dolar AS, dimana Dolar AS terlihat tidak dominan terhadap mata uang di Asia.
Data inflasi AS yang membaik belakangan ini justru tidak menjadi katalis positif bagi kinerja pasar keuangan secara keseluruhan.
Gunawan menilai ada dua kemungkinan yang membuat pasar keuangan kurang begitu bergairah. Pertama adanya tekanan jual secara teknikal yang memanfaatkan penguatan sebelumnya.
“Dan kedua adalah data inflasi AS belum cukup meyakinkan pasar akan kemungkinan pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat,” tambahnya.
Hal yang sama juga dialami oleh harga emas, dimana emas terpantau bergerak stabil cenderung menguat dibandingkan sesi perdagangan pagi. Harga emas saat ini ditransaksikan di level US$2.452 per ons troy, atau sekitar Rp1,24 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Data Inflasi AS Belum Jadi Kabar Baik, IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah"
Posting Komentar