Mayoritas Bursa Asia di Zona Merah, IHSG dan Rupiah Masih Bertahan di Zona Hijau
Hanya saja menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, dengan tidak adanya sentimen besar yang mempengaruhi pasar saham maka IHSG sangat berpeluang terperosok ke zona merah.
"Apalagi kinerja pasar saham secara keseluruhan masih dibayangi koreksi di pasar saham Asia," kata Gunawan di Medan, Kamis (29/8/2024).
Di sisi lainnya, imbal hasil US Treasury 10 tahun relatif bergerak stabil dikisaran angka 3.833%. Sejauh ini, kinerja mata uang Dolar AS juga terpantau bergerak sangat variatif terhadap sejumlah mata uang di Asia.
Pada sesi perdagangan pagi, mata uang Rupiah menguat ke level 15.410 per Dolarnya. Kinerja rupiah yang menguat juga masih dalam batas penguatan sejumlah mata uang di Asia lainnya.
Penguatan Rupiah dinilai Gunawan akan menjadi kabar baik bagi IHSG yang sejauh ini masih mampu bertahan di zona hijau. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.620 hingga 7.680.
“Tetapi pelaku pasar perlu mewaspadai potensi koreksi yang mungkin terjadi pada IHSG di hari ini. Karena minimnya sentimen pasar, ditambah dengan penguatan IHSG yang terjadi sebelumnya membuat IHSG rawan alami koreksi teknikal,” ucap pria berkaca mata ini.
Sementara itu, tensi politik di tanah air yang belakangan sudah mulai mereda membuat Rupiah akan sangat bergantung pada rilis data inflasi AS besok.
Data tersebut nantinya akan menjadi acuan bagaimana nantinya Bank Sentral AS menetapkan besaran bunga acuannya yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kinerja Dolar AS dan harga emas. Pada pagi ini, harga emas relatif stabil di level US$2.513 per ons troy. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Mayoritas Bursa Asia di Zona Merah, IHSG dan Rupiah Masih Bertahan di Zona Hijau"
Posting Komentar