BI dan The FED Pangkas Bunga Acuan, Dampak ke Pasar Keuangan Minim

 LensaMedan - Setelah Bank Indonesia (BI) memangkas besaran bunga acuan sebanyak 25 basis poin, selanjutnya Bank Sentral AS (The Fed) memangkas besaran bunga acuannya juga sebanyak 25 basis poin.

Dampak yang dirasakan pasar pada saat suku bunga acuan diturunkan, sejauh ini sangat menguntungkan bagi mata uang Rupiah.

Dan sejauh ini, pasar saham di Asia juga ditransaksikan di zona hijau pada sesi perdagangan pagi.

Mata uang Rupiah terpantau menguat tipis di level 15.325 di sesi pembukaan perdagangan Kebijakan The FED dan BI yang sama sama menurunkan bunga acuan, sejatinya tidak memberikan perubahan yang besar bagi kinerja Dolar AS terhadap mata uang Rupiah.

"Pelaku pasar akan melihat bagaimana kinerja mata uang Rupiah kedepan berlandaskan faktor fundamental yang banyak mengandalkan data ekonomi," ujar Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Kamis (19/9/2024).

Sementara itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penguatan seiring dengan penguatan kinerja bursa di Asia lainnya.

IHSG pada sesi pembukaan berada di level 7.858, dan diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.830 hingga 7.900.

Dan untuk mata uang Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang terbatas 15.320 hingga 15.350 pada hari ini.

Gunawan menjelaskan, penguatan Rupiah sudah terjadi lebih dahulu saat The Fed belum memangkas bunga acuannya, sehingga harga yang terbentuk saat ini lebih mencerminkan kondisi dimana titik keseimbangan berada di level yang sepadan.

"Dan selisih besaran bunga acuan juga masih sama," terangnya.

Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami koreksi tipis di level US$2.559 per ons troy, atau turun sedikit dibandingkan kondisi harga pada perdagangan sore sebelumnya. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini