Potensi Resesi di AS Kembali Mencuat, IHSG Dibuka di Zona Merah
Dengan rilis data tersebut bursa saham di AS mengalami
tekanan jual, dan pada perdagangan pagi ini mayoritas bursa di Asia juga
ditransaksikan di zona merah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan
pagi juga melemah di level 7.570 atau turun sekitar 0.6%.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan,
terkontraksinya kinerja indeks manufaktur di AS, kembali mendorong ekspektasi
bahwa AS masih berpeluang untuk masuk masuk dalam jurang resesi.
Ditambah lagi, data di tanah air sebelumnya juga menunjukan
bahwa sektor manufaktur Indonesia juga mengalami kontraksi.
“Dan seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, memburuknya data
manufaktur akan berakibat buruk bagi pasar saham,” ujar Gunawan di Medan, Rabu
(4/9/2024).
Namun menurut Gunawan, kemungkinan resesi yang terjadi di AS
tersebut justru bisa menjadi kabar baik bagi mata uang Rupiah. Dengan adanya
ancaman resesi, besar kemungkinan bahwa suku bunga acuan akan dipangkas dalam
waktu dekat.
Pada perdagangan pagi ini, kinerja mata uang Rupiah sejauh
ini bergerak sideways terhadap Dolar AS. Rupiah terpantau bergerak dikisaran
level 15.520 – 15.525 per Dolar AS.
Jika mengacu kepada kinerja imbal hasil US Treasury 10 tahun
yang turun di kisaran level 3.8%, maka mata uang Rupiah pada dasarnya
berpeluang untuk menguat terhadap Dolar AS.
“Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 15.500
hingga 15.550, sementara IHSG berpeluang untuk bergerak dalam rentang 7.500 –
7.580 di hari ini. Dan di sisi lain, harga emas pada perdagangan pagi terpantau
mengalami pelemahan di level US$2.493 per ons troy nya,” pungkasnya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Potensi Resesi di AS Kembali Mencuat, IHSG Dibuka di Zona Merah"
Posting Komentar