Harga Minyak Mentah Turun, IHSG Dibayangi Tekanan Emiten Saham Energi
LensaMedan - Perang yang meluas di wilayah Timur Tengah tidak membuat harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan.
Pada pagi ini, harga minyak mentah turun ke level US$74 per barel, dari posisi sebelumnya di kisaran level US$77 per barel.
Pemicu penurunan harga minyak mentah ini terjadi karena China justru menunda menggelontorkan stimulus tambahan, yang memicu ekspektasi demand untuk minyak mentah mengalami penurunan.
Ekspektasi tersebut menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, akan mendorong pelemahan pada emiten sektor energi di pasar saham.
Mayoritas bursa di Asia pada perdagangan hari ini ditransaksikan di zona hijau.
Kinerja IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah tipis di level 7.556,55.
"Ditengah kekuatiran pelaku pasar akan sentimen buruk yang melanda pasar saham, IHSG akan dibayangi tekanan jual selama sesi perdagangan hari ini," ujar Gunawan di Medan, Rabu (9/10/2024)..
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah yang terpantau menguat tipis ke level 15.615 per Dolar AS bisa menjadi angin segar bagi IHSG.
Rupiah berpeluang untuk di transaksikan dalam rentang 15.600 hingga 15.650 per Dolar AS. Sementara IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.500 hingga 7.570.
"Pelaku pasar akan menanti rilis data penting AS yang akan disampikan malam nanti," katanya.
Sementara itu, harga emas sejauh ini ditransaksikan turun ke level US$2.618 per ons troy nya. Harga emas ditransaksikan melemah jelang rilis data inflasi dan tingkat pengangguran AS.
Sejauh ini ekspektasinya adalah bahwa ekonomi AS masih akan solid pasca rilis data ekonomi tersebut. Sehingga bisa memudarkan harapan pemangkasan bunga acuan The FED yang agresif. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Harga Minyak Mentah Turun, IHSG Dibayangi Tekanan Emiten Saham Energi"
Posting Komentar