Sejumlah pekerja di Warung Ayam Penyet Akbary menyiapkan menu pesanan pembeli, Jumat (25/10/2024). Sejak tahun 2008, warung yang berlokasi di Jalan Setiabudi Medan ini menjadi pelanggan PGN.lensamedan-selly
LensaMedan - Matahari belum sepenuhnya tenggelam, tetapi kesibukan melayani pembeli mulai terlihat di Warung Ayam Penyet Akbary.
Para pekerja yang rata-rata kaum pria ini mulai berbagi tugas. Ada yang memasak, ada yang mencatat dan menyiapkan pesanan, hingga ada yang bertugas membersihkan meja setelah pembeli selesai makan.
"Kami buka mulai pukul 16.00 WIB," kata Waode Sitti Fatmah, mengawali perbincangan saat ditemui di lokasi warung yang terletak di Jalan Setiabudi Medan pada Jumat (25/10/2024) lalu.
Warung Penyet Akbary merupakan usaha yang menjadi pilihan Waode di tahun 2007 lalu, setelah bisnis bengkel mobil yang dirintis sang suami, Tavip Rahmayadi Nasution, sejak tahun 1996 tak mampu bertahan.
Pilihan ini diambil setelah melihat peluang pasar bahwa ayam penyet merupakan menu digandrungi warga Kota Medan.
"Untuk memulai usaha ini, kami pakai dana pensiun Bapak," kata Waode.
Meski menjual menu yang lagi digemari, perempuan yang akrab disapa Bimbi ini memiliki kekhawatiran usaha kuliner yang baru pertama kali mereka jalankan mengalami nasib yang serupa dengan usaha bengkel mobil.
Protes pembeli yang harus menunggu lama karena bahan bakar habis saat sedang memasak yang berujung dengan pembatalan pesanan menjadi masalah yang tak jarang mereka hadapi. Dan ini diperparah dengan sulitnya mendapatkan tabung gas baru.
"Belum lagi harga beli gas yang cukup mahal untuk kami yang baru mulai merintis usaha," ucap Bimbi yang berasal dari Kendari, Sulawesi Tenggara.
Mereka mulai memikirkan bahan bakar pengganti sehingga proses memasak tak lagi terganggu. Bermohon untuk bisa menjadi pelanggan ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) pun menjadi pilihan.
Setelah menunggu hampir setahun, Warung Ayam Akbary resmi menjadi pelanggan.
"Ini keputusan yang tepat, karena kami tak pernah gagal lagi memenuhi pesanan pembeli karena gas habis," ucap Waode.
Ibu tiga anak dengan 4 orang cucu ini lantas bercerita tentang berbagai keuntungan yang ia rasakan sejak menjadi pelanggan PGN.
Dari mulai penanganan keluhan pelanggan yang cepat, hingga biaya bahan bakar yang 70 persen lebih murah.
"Sekarang ini kami hanya keluar biaya sekitar Rp4 juta per bulan untuk bayar tagihan, dengan rata-rata menggoreng 80 ekor ayam per hari," ucapnya.
Area Head PGN Medan, Agus Muhammad Mirza, memaparkan kinerja PGN Area Medan saat menjadi narasumber kegiatan Sosialisasi dan Media Briefing Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) Wilayah Sumatera Bagian Utara di awal Oktober lalu.lensamedan-juli simanjuntak
Sebelumnya, saat kegiatan Sosialisasi dan Media Briefing Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) Wilayah Sumatera Bagian Utara di awal Oktober lalu, Area Head PGN Medan, Agus Muhammad Mirza, menyebutkan bahwa per September 2024, ada 47.751 pelanggan yang dilayani perusahaan berkode emiten PGAS ini.
Gas yang dialirkan ke pelanggan dipasok dari Lhokseumawe dan juga Langkat dengan memanfaatkan pipa sepanjang 661,378 kilometer yang dimiliki PGN dan 1145,1 kilometer yang dimiliki Jargas.
Dari total pelanggan itu, sebanyak 16.827 pelanggan ada di Provinsi Aceh, yang tersebar di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Kota Langsa. Keseluruhannya adalah pelanggan rumah tangga.
Sedangkan di wilayah Sumatera Utara (Sumut), pelayanan yang diberikan PGN baru mencakup 2 wilayah, yakni Medan dan Deli Serdang.
Untuk pelanggan rumah tangga kata Mirza, ada 47,134 unit rumah dengan volume penyaluran sebesar 0,69 BBTUD.
Kemudian untuk pelanggan kecil, PGN melayani 437 pelanggan dengan volume penyaluran mencapai 0,19 BBTUD.
Sedangkan untuk pelanggan komersial dan industri, hingga saat ini berjumlah 180 pelanggan dengan volume penyaluran mencapai 17,44 BBTUD.
"Volume gas yang disalurkan ke seluruh pelanggan di 2 provinsi itu mencapai 18,32 BBTUD dengan omset mencapai US$5,30 juta," kata Mirza.
Saat ini, Ayam Penyet Akbary yang menawarkan berbagai pilihan menu ini diampu Bimbi bersama Tavip dan dibantu 10 orang pekerja. Kebanyakan para pekerja adalah anak putus sekolah.
"Kami bersyukur tetap bisa bertahan selama 17 tahun ini meski tentunya ada masa pasang-surut, sehingga bisa membantu mereka yang kesulitan mendapat pekerjaan karena keterbatasan pendidikan," pungkas Bimbi. (JS)
Belum ada Komentar untuk "PGN Bikin Ayam Penyet Akbary Jadi "Akbar""
Posting Komentar