Sempat Dibuka di Zona Hijau, IHSG Nyungsep ke Zona Merah
LensaMedan - Tensi geopolitik di Timur Tengah telah memanas, setelah Israel melakukan serangan balasan ke Iran pada sabtu waktu setempat. Situasi ini sangat berpeluang menjadi kabar negatif bagi pasar keuangan.
Meski demikian, kinerja mayoitas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri dibuka menguat tipis di level 7.708, meski akhirnya terjerumus ke zona merah.
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah dibuka melemah di level 15.680 per Dolar AS pada sesi perdagangan pagi ini.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, tekanan terhadap mata uang Rupiah dan IHSG mencuat seiring dengan memburuknya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Ditambah dengan kenaikan imbal hasil US Treasury 10 tahun yang saat ini berada di level 4.278%, atau mengalami kenaikan yang cukup tajam dibandingkan rata-rata posisi pekan sebelumnya.
"Sehingga dalam sepekan kedepan, pelaku pasar akan mencermati data pertumbuhan ekonomi serta data manufaktur AS," kata Gunawan di Medan, Senin (28/10/2024).
Di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, tentunya pelaku pasar dinilai Gunawan akan sangat mempertimbangkan kemungkinan gejolak pasar yang berpeluang terjadi di pekan ini.
"Tensi geopolitik di Timur Tengah yang kian memburuk menambah ketidakpastian kinerja ekonomi di masa yang akan datang," katanya.
Di sisi lain, harga emas pada perdagangan hari ini bergerak mendatar di kisaran US$2.731 per ons troy nya. Relatif tidak beranjak jauh setelah serangan Israel ke Iran.
Harga emas pada dasarnya berpeluang menguat ditengah panasnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Hanya saja, imbal hasil US Treasury 10 Tahun yang naik cukup tajam sejauh ini lebih mendorong penguatan Dolar AS. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Sempat Dibuka di Zona Hijau, IHSG Nyungsep ke Zona Merah "
Posting Komentar