Abaikan Data PDB Indonesia, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat
LensaMedan - Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4.95% secara YoY pada kuartal ketiga tahun ini tidak sepenuhnya direspon negatif oleh pelaku pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengalami pemulihan 0.17% di level 7.491,93 pada sesi perdagangan hari ini. Dan mata uang Rupiah juga mengalami penguatan di level 15.730 per Dolar AS.
Membaiknya mata uang Rupiah menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menjadi pendorong penguatan kinerja IHSG pada perdagangan hari ini.
Penguatan Rupiah sendiri justru terjadi disaat Dolar AS bergerak sangat variatif terhadap sejumlah mata uang di Asia.
"Meski ada kemungkinan bahwa penguatan Rupiah ini juga tidak terlepas dari intervensi BI dalam menstabilkan Rupiah ditengah ketidak pastian ekonomi jelang Pilpres di AS," ujar Gunawan di Medan, Selasa (5/11/2024).
Pada perdagangan besok, kata Gunawan, pasar keuangan berpeluang sama kuat untuk berada di zona hijau maupun di zona merah.
Dan potensi koreksi besar atau penguatan signifikan sama besarnya. Sangat tergantung dari persepsi pasar dalam memberikan penilaian hasil Pilpres AS nantinya.
"Sehingga tidak bisa dipungkiri kalau pasar saat ini tengah was was jika presiden terpilih AS justru tidak begitu disukai oleh pelaku pasar. Respon negatif dengan melakukan aksi jual di pasar keuangan berpeluang terjadi," sebutnya.
Di sisi lain harga emas dunia pada perdagangan sore ini ditransaksikan relatif stabil dikisaran level US$2.737 per ons troy nya, atau sekitar Rp1,38 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Abaikan Data PDB Indonesia, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat"
Posting Komentar