Jelang Rilis Data Inflasi AS, IHSG dan Rupiah hingga Emas Dibayangi Tekanan
LensaMedan - Rilis data inflasi AS akan menjadi data yang ditunggu pelaku pasar pada perdagangan hari ini.
Sejauh ini, konsensus pasar menunjukan bahwa inflasi inti (YoY) dan inflasi bulanan AS diproyeksikan masih stabil pada bulan Oktober kemarin.
Dan hanya inflasi secara keseluruhan (YoY) AS yang diproyeksikan mengalami kenaikan, sehingga pasar akan berada pada kesimpulan bahwa laju inflasi AS alami kenaikan di bulan Oktober.
Dengan demikian, ekspektasi pemangkasan bunga acuan The FED akan memudar. Ditambah lagi dengan keraguan pasar terkait kebijakan The FED atau Bank Sentral AS di 2025.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, kombinasi data berikut ekspektasi pasar akan lebih banyak memberikan tekanan pada pasar keuangan domestik.
"IHSG dibuka menguat di level 7.344 di saat mayoritas bursa saham di Asia dibuka di zona merah," ujar Gunawan di Medan, Rabu (13/11/2024).
Sementara itu mata uang Rupiah ditransaksikan menguat tipis di level 15.760.
Kinerja USD Index pada perdagangan hari ini alami kenaikan yang cukup signifikan. USD Index sempat berada di atas 106, dan sejauh ini masih bertahan di kisaran level tersebut.
Ditambah lagi imbal hasil US Treasury 10 tahun berada di atas 4.4%.
Kombinasi kinerja dua indikator tersebut menurut Gunawan menunjukan bahwa tekanan pada pasar keuangan domestik masih berlanjut.
Tekanan yang terjadi pada Rupiah akan sangat bergantung pada bagaimana upaya BI untuk meredam tekanan eksternal yang demikian kuat.
"Sementara IHSG, berpeluang untuk melemah seiring memburuknya pasar saham di Asia," sebutnya.
Di sisi lain, harga emas masih menguat tipis US$2.607 per ons troy. Namun tekanannya masih sangat terasa di sesi perdagangan pagi ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Jelang Rilis Data Inflasi AS, IHSG dan Rupiah hingga Emas Dibayangi Tekanan "
Posting Komentar