Sequis Dorong Pasien Diabetes untuk Mengobati dan Mengelola Diabetes
LensaMedan - Penyakit diabetes melitus dapat menjadi pintu bagi komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik, seperti penyakit jantung dan stroke.
Namun, masih banyak yang menganggap diabetes sebagai penyakit yang umum terjadi sehingga banyak yang abai pada gejala awal dan ketika sudah terdiagnosis diabetes masih juga tidak rutin minum obat dan kontrol ke dokter.
Head of Underwriting & New Business Document Imaging Management Sequis Life, Fridolin Seto Pandu, mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran individu dan kolektif dalam rangka mencegah, mengobati, dan mengelola kondisi diabetes.
Hal ini karena jika tidak dikontrol, pasien akan menanggung sakit dan keluarganya pun akan menanggung kerugian ekonomi jangka panjang.
Hal ini karena komplikasi penyakit dapat menyebabkan pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik dan bisa kehilangan pekerjaan.
Demi memitigasi kerugian ekonomi karena penyakit termasuk akibat diabetes maka masyarakat Indonesia perlu memperkuat finansial sejak usia produktif dan saat tubuh masih sehat.
Salah satu cara membangun dan memperkuat finansial yang kuat adalah dengan memiliki asuransi kesehatan.
Untuk itu, Sequis Life mendorong masyarakat melakukan mitigasi terhadap risiko kerugian finansial akibat diabetes dengan berasuransi sebab biaya pengobatan dan perawatan pasien dengan komplikasi akibat diabetes tidaklah sedikit.
Penanganan medis yang lebih intens dapat berdampak pada kondisi finansial.
Faktor ekonomi seringkali menjadi alasan terhambatnya proses pengobatan dan pengelolaan diabetes. Terutama bila diabetes sudah berkembang menjadi penyakit kronis.
Sedangkan jika sudah memiliki asuransi kesehatan maka pasien bisa mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai, dapat fokus menjalankan pengobatan tanpa khawatir soal biaya pengobatan, dan finansial tetap terjaga.
Klaim kesehatan terkait diabetes yang telah dibayarkan Sequis Life hingga Oktober 2024 sebesar lebih dari Rp4,2 miliar untuk 425 kasus.
Peringatan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November 2024 ini menjadi pengingat bahwa diabetes melitus telah menjadi salah satu masalah kesehatan global yang paling cepat berkembang pada abad ke-21.
Diperkirakan 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) di seluruh dunia hidup dengan diabetes. Hal ini dinyatakan oleh International Diabetes Federation (IDF) dalam Atlas edisi ke-10 tahun 2021.
Jumlah ini diproyeksi dapat bertambah menjadi 643 juta orang dewasa pada tahun 2030 dan bisa bertambah lagi menjadi 783 juta pada tahun 2045.
Jumlah penderita diabetes dapat terus bertambah karena masih banyak yang tidak terdeteksi.
Penyebab risiko diabetes selain disebabkan oleh faktor genetik, pencetus lainnya adalah gaya hidup tidak sehat. Diantaranya, pola makan yang buruk dengan kandungan tinggi karbohidrat, sering mengonsumsi makanan cepat saji, kebanyakan asupan gula, berat badan berlebihan dan kurang bergerak, serta sering terpapar asap rokok.
Menjadi persoalan karena meskipun sudah mengetahui gaya hidup yang buruk dapat membahayakan kesehatan, tetapi pola perilaku harian masyarakat cenderung tidak berubah.
“Beralihlah ke gaya hidup sehat demi menjaga fungsi organ tubuh. Misalnya saja, pada organ pankreas. Jika pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup untuk mengendalikan kadar gula darah maka dapat menyebabkan risiko sakit diabetes. Jika sudah terkena diabetes, cepat atau lambat, fungsi tubuh bisa mengalami penurunan dan kemampuan beraktivitas juga akan terganggu. Diabetes tidak dapat disembuhkan. Namun demikian, pasien masih memiliki harapan hidup selama kadar gula masih terkendali,” tambah dr. Fridolin Seto.
Mengendalikan kadar gula bagi pasien diabetes dapat dilakukan dengan menjalankan pengobatan dengan rutin kontrol ke dokter sesuai jadwal dan konsumsi obat sesuai dosis serta terapkan gaya hidup sehat.
Ketiga hal tersebut perlu dijalankan untuk mencegah komplikasi penyakit.
Gaya hidup sehat berkaitan dengan porsi dan pola makan, yakni makanan harus sehat dengan kadar gula, garam, dan lemak yang rendah.
Gaya hidup sehat juga berkaitan dengan olahraga rutin setiap hari. Pasien diabetes dapat melakukan olahraga kardio ringan, seperti jalan kaki, sepeda statis, atau berenang.
Jenis olahraga low impact ini dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular, mengelola berat badan, dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga tubuh pasien dapat mengatur kadar gula darah lebih baik.
Selain pasien yang harus mengubah pola perilaku demi menjaga kualitas hidupnya, peran keluarga dan kerabat sangat penting untuk ikut memantau kondisi dan merawat pasien.
Keluarga juga perlu meningkatkan pengetahuan yang benar mengenai bahaya penyakit diabetes.
Apalagi, jika kesehatan pasien semakin menurun maka keluarga akan menjadi caregiver.
Jangan lupa, selagi masih sehat atau sebelum terkena risiko diabetes melitus maka segera lengkapi anggota keluarga dengan asuransi kesehatan sebagai antisipasi mengurangi risiko penangguhan (postponed) dan penolakan (declined) pengajuan asuransi.
Dengan demikian, finansial keluarga terlindungi sejak awal. (*)
(Jakarta)
Belum ada Komentar untuk "Sequis Dorong Pasien Diabetes untuk Mengobati dan Mengelola Diabetes "
Posting Komentar