Data Ekonomi AS Memburuk, Respon IHSG dan Rupiah Berbeda
LensaMedan - Data pemesanan barang tahan lama atau durable goods order AS secara bulanan (MoM) terkontraksi sebesar 1,1% di bulan November.
Selanjutnya, data indeks kepercayaan konsumen AS juga merealisasikan angka 104.7 pada bulan Desember, atau lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 112.
Memburuknya kedua data tersebut bisa menjadi kabar baik bagi pasar saham, dan juga bagi kinerja mata uang Rupiah.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, melemahnya data ekonomi AS, membuka peluang akan kemungkinan pemangkasan bunga acuan.
Sekalipun The FED sebelumnya lebih bernada hawkish, akan tetapi dengan rilis data ekonomi itu masih memberikan harapan akan kemungkinan pemangkasan bunga acuan.
Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 7.116.
Kinerja IHSG terpantau mengalami penguatan terbatas, dan cenderung bergerak sideways setelah dibuka.
"IHSG pada perdagangan hari ini berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.070 hingga 7.130," kata Gunawan di Medan, Selasa (24/12/2024).
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan melemah ke level 16.190 per Dolar AS.
Beban Rupiah disebutkan Gunawan datang dari kenaikan imbal hasil US Treasury serta USD Index yang berada di atas 108.
Dolar AS sendiri terpantau bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang di Asia, sehingga tekanan yang terjadi pada Rupiah diproyeksikan terbatas.
"Rupiah masih berpeluang untuk kembali ditransaksikan di zona hijau," sebutnya.
Untuk harga emas, pada perdagangan pagi ini ditransaksikan relatif tabail dikisaran US$2.617 per ons troy. (*)
(Medan)
.jpeg)
Belum ada Komentar untuk "Data Ekonomi AS Memburuk, Respon IHSG dan Rupiah Berbeda"
Posting Komentar