IMF Sebut Ekonomi di Tahun 2025 Melambat, IHSG dan Rupiah Beda Arah


LensaMedan - Pelaku pasar masih mengkhawatirkan dampak dari runtuhnya pemerintahan Suriah Presiden Bashar Al-Assad, serta rencana kebijakan stimulus China di tahun depan.

Ditambah naiknya harga minyak mentah dunia  setelah pertemuan OPEC kemarin.

Saat ini harga minyak mentah dunia ditransaksikan dikisaran $69 per barel untuk jenis minyak WTI.

Sejumlah isu ini menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, menjadi faktor penyebab  pasar keuangan di Asia pada perdagangan pagi ini bergerak mixed.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pembukaan perdagangan di buka menguat di level 7.453.

"IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.400 hingga 7.470," kata Gunawan di Medan, Rabu (11/12/2024).

Untuk kinerja mata uang Rupiah, pada perdagangan pagi ini disebutkan Gunawan ditransaksikan melemah dikisaran level 15.880 per Dolar AS.

Tekanan terjadi seiring dengan meningkatnya imbal hasil US Treasury, dimana pelaku pasar juga tengah menanti rilis data inflasi AS di waktu yang bersamaan.

"Selain itu, kinerja pasar keuangan juga tengah dibayangi sentimen negatif dari pernyataan direktur pelaksana dana moneter IMF, yang mengatakan ekonomi di tahun 2025 akan tumbuh melambat," sebutnya.

Di sisi lain, harga emas masih alami penguatan dan ditransaksikan dikisaran US$2.700 per ons troy. (*)


(Medan)

Belum ada Komentar untuk "IMF Sebut Ekonomi di Tahun 2025 Melambat, IHSG dan Rupiah Beda Arah"

Posting Komentar

Kasad Maruli Resmikan Sumur Bor Ponpes Madinatuddiniyah Darul Huda Aceh Utara

LensaMedan - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, meresmikan secara simbolis bantuan sumur bor untuk pondok ...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel