Tak Mampu Bangkit, IHSG dan Rupiah Bertahan di Zona Merah
LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi yang cukup signifikan.
Meskipun sempat menguat di awal sesi perdagangan, IHSG justru memburuk dan bahkan menjadi salah satu yang terburuk di Asia, dan akhirnya ditutup melemah 0.94% di level 7.394,238.
"Saham sektor perbankan yang dimotori oleh saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, BMRI, BBRI dan BMRI menjadi pemicu melemahnya IHSG hari ini," ujar Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (12/12/2024).
Sementara itu, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini juga ditutup melemah.
Rupiah disebutkan Gunawan melemah di level 15.920 per Dolar AS, setelah sempat terpuruk hingga ke level 15.950.
Rilis data inflasi AS disinyalir sebagai faktor pemicu utama melemahnya pasar keuangan di tanah air, dimana pelaku pasar mengkhawatirkan adanya tekanan lanjutan jika The FED bernada hawkish nantinya.
Jika membandingkan dengan pasar keuangan di Asia, justru mayoritas kinerja bursa di Asia menguat, walaupun disisi lainnya Dolar AS terpantau mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang di Asia.
Gejolak pasar keuangan yang terjadi pada hari ini tidak terlepas dari kekuatiran bahwa The FED mungkin saja urung menurunkan bunga acuan di pekan depan.
"Sentimen eksternal lebih banyak memberikan dorongan pelemahan pada pada pasar keuangan kita hari ini," sebutnya.
Namun hal yang berbeda justru ditorehkan oleh emas, dimana harga emas ditransaksikan cukup stabil dikisaran US$2.717 per ons troy, atau sekitar Rp1,4 juta per gramnya.
Harga emas diuntungkan dengan tensi geopolitik yang meningkat baik di timur tengah maupun di Semenanjung Korea. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Tak Mampu Bangkit, IHSG dan Rupiah Bertahan di Zona Merah "
Posting Komentar