Data Cadangan Devisa Membaik Tak Bisa Selamatkan IHSG dan Rupiah
LensaMedan - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sangat kontras antara perdagangan sesi pertama dengan sesi kedua.
Jika di sesi pertama IHSG mayoritas mampu berada di zona hijau, di sesi kedua IHSG banyak berada di zona koreksi.
IHSG sulit bertahan di zona hijau seiring dengan memburuknya sentimen yang menekan kinerja pasar saham di Asia.
Mayoritas bursa di Asia pada hari ini ditutup melemah, termasuk IHSG yang ditutup melemah 0.04% di level 7.080,35.
Selama sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 7.046 hingga 7.129.
"Investor asing yang membukukan transaksi jual bersih senilai Rp678 miliar juga turut memicu koreksi yang terjadi pada IHSG," ujar Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, di Medan, Rabu (8/1/2025).
Gunawan menyebutkan, melemahnya mata uang Rupiah juga turut membebani IHSG.
Rilis data cadangan devisa tanah air yang naik menjadi US$155,7 miliar pada bulan Desember, atau lebih tinggi dari posisi bulan sebelumnya sebanyak US$150,2 miliar, nyatanya tidak mampu banyak menolong Rupiah dan akhirnya ditutup melemah di level 16.190 per Dolar AS.
Bahkan Rupiah sempat melemah hingga ke level 16.210 selama sesi perdagangan berlangsung.
"Tekanan yang dialami oleh pasar keuangan di tanah air pada perdagangan hari ini didominasi oleh sentimen eksternal yang memberikan dampak buruk bagi IHSG dan Rupiah," sebut Gunawan.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan menguat di level US$2.653 per ons troy, atau sekitar Rp1,39 juta per gram.
Sentimen geopolitik lebih mendominasi pembentukan harga emas, sehingga mampu melawan tekanan harga yang timbul dari membaiknya kinerja Dolar AS. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Data Cadangan Devisa Membaik Tak Bisa Selamatkan IHSG dan Rupiah "
Posting Komentar