Hari Pertama Perdagangan, IHSG Dibuka di Zona Hijau
LensaMedan - Data inflasi dan manufaktur di tanah air akan menjadi data pembuka di awal tahun.
Indeks Nikkei Manufacturing PMI pada bulan Desember memiliki pengaruh yang lebih besar dari realisasi lajutekanan inflasi di tanah air.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, data manufaktur sangat berpemgaruh pada kinerja indeks bursa saham atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sementara data inflasi nasional selama tahun 2024 diproyeksikan akan lebih rendah dari 2,3%.
Di penghujung tahun 2024, pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan PPN 12% yang hanya berlaku untuk barang mewah.
Kebijakan tersebut bisa menjadi katalis positif bagi kinerja pasar saham, walaupun pelaku pasar masih akan menanti bagaimana kebijakan ekonomi AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang akan menentukan arah kebijakan investasi di tahun ini.
Dan di pekan ini, pelaku pasar juga tengah menanti rilis data manufaktur AS yang menjadi tolak ukur kinerja pasar keuangan di AS.
"Dan mengawali tahun 2025, mayoritas bursa di Asia ditransaksikan melemah. Meski demikian, IHSG mampu dibuka menguat tipis di level 7.092," ujar Gunawan di Medan, Kamis (2/1/2025).
Di sisi lainnya, kata Gunawan, kinerja mata uang Rupiah juga ditransaksikan melemah di level 16.150 per Dolar AS.
Sejumlah data keuangan di AS menunjukan adanya kenaikan, dimana imbal hasil US Treasury berikut kinerja USD Index terpantau menguat dibandingkan dengan kinerjanya sehari sebelum tahun baru.
Data tersebut sangat potensial memicu terjadinya tekanan pada mata uang rupiah.
Di sisi lain, harga emas terpantau bergerak relatif stabil dikisaran US$2.632 per ons troy nya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Hari Pertama Perdagangan, IHSG Dibuka di Zona Hijau"
Posting Komentar