Jelang Agenda Ekonomi Penting, IHSG Menguat Namun Rupiah Dekati 16.300

LensaMedan - Perdagangan hari ini akan ada dua agenda eknomi besar dari tanah air yang akan dinanti pelaku pasar.

Agenda pertama adalah rilis data neraca perdagangan tanah air, dan kedua penetapan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Untuk besaran bunga acuan Bank Indonesia diproyeksikan akan tetap dipertahankan di level 6%, sementara neraca perdagangan diproyeksikan akan tetap merealisasikan surplus.

Sentimen dari tanah air ini menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja pasar keuangan.

Namun agenda rilis data inflasi AS justru yang dikhawatirkan bisa memicu tekanan pada pasar keuangan di Asia.

AS akan merilis inflasi yang diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi sebelumnya. Baik untuk inflasi inti maupun inflasi pada umumnya, yang masing-masing berpeluang naik menjadi 0,4% secara bulanan.

Jika rilis data inflasi tersebut sesuai ekspektasi, maka harapan pemangkasan bunga acuan The FED kian memudar.

"Bisa berdampak pada kenaikan imbal hasil US Treasury, yang nantinya akan memicu tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang Rupiah," sebut Gunawan di Medan, Rabu (15/1/2025).

Gunawan menyebutkan, pada perdagangan pagi ini,  IHSG dibuka menguat di level 6.992,  dan diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.950 – 6.130.

Sementara itu mata uang Rupiah ditransaksikan melemah di level 16.290. Dan diproyeksikan akan berkonsolidasi di level tersebut sementara waktu.

Pada perdagangan pagi ini imbal hasil US treasury 10 tahun terpantau masih bertahan di level yang tidak jauh berbeda dari perdagangan sore kemarin.

"Dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi harga emas,  dimana harga emas ditransaksikan relative stabil di level US$2.672 per ons troy," tutup Gunawan. (*)

(Medan)

Bagikan Artikel ini