Alex Indra Lukman Soroti Ketidakjelasan Pola Serap Gabah Jelang Panen


LensaMedan – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menyoroti ketidakjelasan pola penyerapan gabah menjelang panen raya yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Maret dan April 2025.

Ketiadaan kepastian terkait batas serapan gabah atau beras oleh Bulog sebagai operator di lapangan membuat para petani khawatir. 

"Pemerintah menugaskan Bulog menyerap cadangan beras sebanyak 3 juta ton dengan anggaran Rp16,6 triliun, tetapi tidak ada kejelasan mengenai limit dari penugasan tersebut," ujar Alex dalam rilisnya, Senin (24/3/2025).
 
Alex juga mengkritisi kebijakan yang menginstruksikan Bulog untuk menggunakan pinjaman perbankan jika stok beras masih belum mencukupi.

"Tugas Bulog bukan hanya menyerap stok 3 juta ton, tetapi juga wajib membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kg atau beras Rp12.000 per kg sesuai ketentuan. Pertanyaannya, batasannya berapa? Penugasan ini harus jelas," tegasnya.
 
Menurut Alex, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi yang tegas kepada Bulog untuk menyerap gabah dan beras hasil panen petani tanpa pembatasan kualitas maupun kuantitas.

Satu-satunya batasan yang diberikan hanya harga beli, yaitu Rp6.500 per kg untuk gabah dan Rp12.000 per kg untuk beras.
 
"Bapak diwajibkan membeli tanpa limit. Itu sebabnya saya meminta kejelasan peta jalan Bulog dalam menghadapi panen raya," ujar legislator dari Dapil Sumatera Barat I itu.
 
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini menekankan pentingnya transparansi Bulog dalam menyampaikan skema kerja penyerapan gabah dan beras kepada publik guna menjawab kekhawatiran petani.
 
"Saya berbicara di sini mewakili petani. Mereka gembira dan mengapresiasi keputusan pemerintah untuk membeli gabah kering panen mereka seharga Rp6.500. Namun, jangan sampai ketika panen tiba, pemerintah justru beralasan bahwa stok di gudang penuh. Perintahnya tegas," kata Alex.
 
Ia menegaskan, RDP ini merupakan momentum bagi Bulog dan Kementan untuk menjelaskan secara rinci langkah konkret pemerintah dalam menyerap gabah dan beras petani.
 
"Mumpung bapak-bapak ada di sini, petani butuh kepastian. Saat panen raya, harga gabah cenderung turun, sehingga Bulog seharusnya menjadi pilihan utama petani untuk menjual hasil panennya. Betapa kecewanya mereka jika yang diberikan bukan kepastian pembelian, melainkan alasan," tutup Alex. (*)


(Jakarta)

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Alex Indra Lukman Soroti Ketidakjelasan Pola Serap Gabah Jelang Panen"

Posting Komentar

Halalbihalal dengan Seluruh Kepala Daerah, Gubernur Bobby Nasution: Semangat Kolaborasi

LensaMedan - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Afif Nasution, menggelar halalbihalal Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah bersama seluruh k...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel