Data Neraca Dagang RI Tidak Banyak Menolong IHSG dan Rupiah

LensaMedan - Data neraca dagang RI pada bulan Februari menunjukan bahwa RI mengalami surplus sebesar US$3,12 miliar.

Surplus neraca perdagangan tersebut pada dasarnya menjadi kabar baik bagi pasar keuangan ditanah air khususnya bagi mata uang Rupiah.

Namun sayang, justru mata uang Rupiah tidak merespon positif kabar baik dari kinerja ekspor-impor tanah air tersebut.

Rupiah disebut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, justru ditutup melemah di level 16.395 per Dolar AS.

"Bahkan tekanan Rupiah kian meningkat disaat data resmi dari neraca perdangangan tanah air dirilis," ujar Gunawan di Medan,  Senin (17/3/2025).

Data tersebut menurut Gunawan juga tidak menjadi kabar baik bagi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru alami pelemahan.

IHSG juga tidak mendapatkan dorongan positif dari penguatan mayoritas bursa saham di Asia.

Pada sesi penutupan perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,67% ke level 6.471,947. Asing masih membukukan transaksi jual bersih senilai Rp1,77 triliun pada perdagangan hari ini.

Melemahnya IHSG terjadi disaat mayoritas bursa di Asia justru ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

Membaiknya sentimen ekonomi dari tanah air juga tidak menyelamatkan IHSG dari tekanan jual.

"Pelaku pasar selanjutnya akan menanti rilis data inflasi AS yang akan merubah pergerakan pasar pada perdagangan besok. Dan tekanan pada pasar keuangan di tanah air tidak terlepas dari kekhawatiran akan rilis data inflasi AS yang bisa memicu tekanan pasar pada perdagangan selanjutnya," katanya.

Di sisi lain, harga emas ditransaksikan cukup stabil dikisaran US$2.996 per ons troy, atau sekitar Rp1,58 juta per gram. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini